ABU Rayhan al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan Muslim yang hidup pada tahun 973-1048 M. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Asia Tengah dan anak benua India.
Sepanjang karirnya, al-Biruni menjadi ahli dalam berbagai cabang keilmuan, termasuk sejarah, fisika, matematika, astronomi, linguistik, perbandingan agama, dan ilmu bumi. Meskipun ketidak-pastian dunia politik Islam terjadi di masanya, ia mampu menghadapinya dan menjadi salah satu ilmuan terbesar sepanjang sejarah.
Dalam kajian studi terkait, ia menemukan fosil-fosil kuno hewan laut di pegunungan yang memutus wilayah India dari seluruh wialayah dunia, Himalaya. Tampaknya tidak mungkin bahwa siput dari laut terdalam, kerang dan yang lainnya melakukan perjalanan ribuan mil ke daratan hingga ke kaki gunung.
BACA JUGA:Â Al-Farabi; Ilmuwan Produktif Penulis Kitab Al-Musiqi
Dari sini al-Biruni sampai pada kesimpulan bahwa pada suatu masa Pegunungan Himalaya pasti pernah menjadi dasar laut. Dan sekarang, berpindah ke titiknya saat ini setelah jutaan tahun. Kajian ini secara langsung memberikan pemahaman di era modern ini tentang lempeng tektonik. Bagaimana benua bergerak dan bergeser dari waktu ke waktu.
Al-Biruni juga memelopori bidang geologi. Karena ia berhasil mengumpulkan, menganalisis, dan menyusun ratusan logam dan permata. Ia mampu menggambarkan sifat-sifat mereka. Bagaimana mereka dibuat, dan di mana benda-benda itu dapat ditemukan. Bukunya yang mengkaji tentang permata menjadi standar untuk memahami batu berharga selama ratusan tahun.
Al-Biruni terus mengecap pencapaian yang luar biasa hingga awal tahun 1000-an. Ia melakukan penelitian ke bidang-bidang seperti:
Bagaimana bumi berputar pada porosnya, bagaimana sumur dan sumber-sumber air membawa air ke permukaan, menggabungkan statika dan dinamika ke dalam studi mekanika, mencatat garis lintang dan bujur dari ribuan kota sehingga memungkinkannya untuk menentukan arah kiblat setiap kota, meneliti sifat optik dari bayangan yang berguna untuk menghitung atau memperkirakan kapada masuk waktu shalat-shalat yang lima waktu, membuat pemisahan (deferensiasi) astronomi ilmiah dari astrologi takhayul.
BACA JUGA:Â Kisah Ilmuwan Muslim yang Dituding Lakukan Sihir
Selama 75 tahun masa hidupnya, al-Biruni berhasil merevolusi banyak tradisi keilmuan. Saat ia meninggal pada tahun 1048, ia telah menulis lebih dari 100 buku, yang saat ini banyak yang telah punah. Kecerdasan dan penguasaannya terhadap berbagai cabang keilmuan dan kemampuannya untuk mensinergikannya berhasil melahirkan pemahaman ilmu yang lebih baik sesuai dengan fungsinya. Hal ini juga menjadikannya termasuk di antara para ilmuan muslim terbesar sepanjang masa.
Kehadirannya maembantu keilmuan cendekiawan muslim di masa lalu untuk mengoptimalkan batas pengetahuan dan membangun batas baru. Dan juga berfungsi sebagai bukti nyata bahwa para ilmuan bisa mencapai kemampuan terbaik di tengah ketidak-stabilan politik, konflik, dan ketidak-jelasan kondisi. Dalam keadaan demikian para ilmuan bisa melakukan penelitian yang mengubah dunia dan membuat penemuan luar biasa. []
SUMBER: KISAHMUSLIM.COM