ALFARABIÂ adalah Abu Nasr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Uzlagh al-Farabi. Di dunia Barat, Al-Farabi dikenal dengan sebutan Alpharabius. Ia dilahirkan di Farab, Turkestan, dari sebuah keluarga Turki.
Al-Farabi mengawali pendidikannya di Baghdad. Ia kemudian memutuskan untuk meninggalkan Baghdad menuju Aleppo, Suriah, pada 942 Masehi. Di sana, bintangnya kian bersinar. Ia pun kian menguasai bidang yang digemarinya, logika dan bahasa.
BACA JUGA:Â Kisah Ilmuwan Muslim yang Dituding Lakukan Sihir
Kepergian Al-Farabi ke Allepo mendapat sokongan penuh dari Pangeran Aleppo, Sayf al-Dawlah, yang kemudian naik takhta pada 945. Al-Farabi mendapatkan tunjungan hidup selama berada di Allepo. Paling tidak, ia memperoleh empat dirham per hari.
Dari tangannya, ia melahirkan puluhan karya. Paling tidak ada 39 karya yang masih bertahan hingga saat ini. Beberapa karyanya, seperti The Enumeration of the Sciences dan The Intellect telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Karya Al-Farabi ini dikenal luas di abad pertengahan dan sering menjadi rujukan bagi para filsuf renaisans Italia. Al-Farabi juga menulis sejumlah karya yang merupakan komentar atas karya Aristoteles, baik di bidang fisika, meteorologi, maupun risalah logika.
Karya tersebut berisi ringkasan pengetahuan dalam bidang filologi, logika, matematika, fisika, kimia, ekonomi, dan politik. Karya tersebut diterjemahkan pada abad ke-12 oleh seorang penerjemah Latin bernama Gundisalvi.
BACA JUGA:Â Ini Sosok Ilmuwan Muslim yang Pertama Kali Temukan Gerhana Matahari
Ada Fusus al-Hikam yang merupakan langkah Al-Farabi mengenalkan para pembacanya kepada dunia filsafat. Bahkan, di bidang musik, ia menuliskan pemikirannya pula yang terangkum dalam buku berjudul Kitab al-Musiqa al-Kabir. []
SUMBER: REPUBLIKA