Oleh : Didit Ghofar, perumahanku@yahoo.co.id
“ITU itu… itu….” Faiq tiba-tiba terbangun dengan mata melotot sambil menunjuk ke atas, dilanjutkan dengan tangis yang kencang. Aku yang tidur di sebelahnya terbangun. Sambil mengelus punggungnya, kucoba menenangkan Faiq. Tapi tatapannya tidak berubah, tetap melotot ke atas langit-langit kamar.
Seperti biasa Faiq kalau sudah menangis baru tenang jika sudah di peluk oleh umminya. “Mi…..mi…mi…” kucoba bangunkan istri yang berada di sisi lain dalam kamar terpisah tempat tidur karena atap yang bocor di kamar kost mertua di Jepara. Setelah terbangun ummi langsung menuju Faiq, mencoba menenangkan. Aku segera beranjak pindah kasur. Lama mencoba menenangkan Faiq tapi tanpa hasil, yang terjadi Faiq berdiri menuju tempatku sambil memukul.
Aku terdiam. Setelah memukul, dia berbaring di atasku sambil menangis. Berbagai pertanyaan kuajukan untuk mengetahui keinginannya tapi dia berbicara setengah berteriak, membuat aku tidak mengerti. Tangisnya makin kencang. Aku mencoba mengelus punggungnya tapi, dia malah melawan. Ketika posisinya, telentang dia mulai menunjuk k eatas lagi setengah ketakutan. “Itu.. itu.. .” katanya lagi.
Segera saja Faiq kupeluk sambil membacakan ayat-ayat Quran yang Agung. Terjadi reaksi, Faiq memberontak dalam pelukanku, dan terus memberontak ketika didengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran. Sambil berteriak kencang dia terus menjerit dan menangis…. Ummi segera meraih Faiq dan memeluknya dengan terus membaca beberapa ayat yang diulang-ulang, ditambah dengan doa-doa yang terdapat dalam Al-Maktsurat. Faiq pun berangsur-angsur tenang dan tertidur dalam pelukan istri.
Melihat Faiq tertidur, istri menghentikan lantunan ayatnya. Namun, tiba-tiba kembali Faiq berteriak dan menangis. Netbook kunyalakan dengan maksud menyetel murotal Quran karena mustahil untuk membacakan ayat Al-Quran sepanjang malam. Sengaja ku pilih surat terpanjang; teringat nasihat seorang ustad tentang keutamaan surat Al-Baqarah, salah satunya adalah dapat meruqyah pendengarnya.
Allhamdulillah, setelah dinyalakan Faiq kembali tenang dan tertidur. Kami pun melanjutkan tidur kami kembali di hari kedua liburan di Jepara.
“Ya Allah, Engkaulah penolong dan pelindung kami. Jagalah kami dari godaan dan gangguan syetan yang terkutuk baik dari golongan jin ataupun manusia…. Aamiin…” []