BANYAK orang mengira bahwa penemuan itu berasal dari zaman peradaban Yunani atau Romawi kuno. Di balik pesona ilmu yang kini tersohor dari barat itu. Ada fakta yang kejayaan yang tersembunyi. Fakta yang tidak banyak orang tahu bahwa sesungguhnya zaman kejayaan Islam telah muncul sebelum tokoh-tokoh penemu barat menemukan penemuannya.
Contoh Abbas Ibn Firnas atau nama penuhnya Abbas Qassim Ibn Firnas mendahului dunia penerbangan seribu tahun sebelum the Wright Brothers menemukan dan membuat pesawat terbang. Abbas Ibn Firnas telah berfikir jika manusia suatu saat bisa terbang seperti burung di angkasa luas.
BACA JUGA: Nada Dering Hanphone Gunakan Ayat Suci Al-Quran, Apa Hukumnya?
Adapun rahasia dari kejayaan Islam itu terletak pada kedekatannya dengan Al-Qur’an sebagai petunjuk yang tidak ada keraguannya.
Orang-orang yang hidup jiwanya, bersih hatinya, gigih usahanya dalam segala urusan kebaikan ilmu, serta ringan tangannya untuk membantu sesama dengan harta, tenaga maupun kemampuannya semata-mata karena mengharap ridha Allah ‘Azza wa jalla.
Inilah orang-orang yang di malam harinya ia bersujud dan di waktu siangnya seperti singa perkasa. Tak mundur selangkah hanya karena gentar kepada manusia atau kecil hatinya tatkala melihat dunia tak ada dalam genggamannya.
Mereka menjadi manusia-manusia yang sangat produktif, matang pikirannya, dan tajam nalarnya karena tergabung dalam diri mereka akidah yang lurus, akal yang senantiasa bekerja keras untuk menemukan kebenaran dan memahami kebenaran dengan lebih matang sekaligus mawas diri, serta hati yang senantiasa tergerak untuk melakukan amal shalih. Betapa mereka tidak meremehkan berbagai jenis amal shalih, betapapun tampaknya kecil di hadapan manusia.
BACA JUGA: Rumus Hancur Tidaknya Sebuah Peradaban
Di zaman keemasan Islam, lahir para pemimpin yang disegani, ilmuwan yang melahirkan sangat banyak penemuan, termasuk di bidang-bidang sains. Mereka produktif melakukan terobosan ilmiah dalam bidang matematika, kimia, mekanika, fluida, sosiologi, dan cikal bakal ilmu psikologi terutama karena kedekatannya dengan Al-Qur’an.
Mereka membaca, merenungi, mengamalkan, dan berusaha untuk senantiasa memperoleh manfaat besar. Para fuqaha mendalami berbagai cabang ilmu disebabkan kehati-hatinya dalam berfatwa sehingga merasa perlu persoalan selengkap-lengkapnya, sematang-matangnya. []
Sumber: Muhammad Fauzil Adhim/ Segenggam Iman Anak Kita/ Pro-U Media
http://pojokipa.alfajar.sch.id/2013/04/biografi-abbas-ibn-firnas.html