TUJUH tahun lalu, saat memulai berjalan kaki, alasan satu-satunya, adalah, supaya saya bisa ngopi.
Waktu itu, saya baru aja kenal dan minum kopi, jalan kaki dulu, supaya punya alasan untuk minum gula. Kopi yang saya minum, maklum, kopi biasa aja, kemasan 2 atau 3 ribuan.
Saya baru minum Starbuck kalau ada temen yang kirim 2 botol gede, kalau dia dan suaminya pulang dari luar kota.
Tapi, lama-kelamaan, ya ternyata kalau mau minum kopi, ga mesti ada alasan jalan kaki. Atau dibalik; kalau mau jalan kaki, ga mesti ngopi juga.
Begitulah, dalam hidup ini, kita selalu butuh alasan.
Alasan kenapa ga datang pada janji.
Alasan kenapa kabur dari orang.
BACA JUGA:Â Si Doel Anak Sekolahan
Alasan kenapa ga ngobrol sama pasangan.
Alasan kenapa ga kerja.
Alasan kenapa WA centang biru dimatiin, foto profil kosong (pasti punya masalah yang berat!),
Alasan kenapa zoom, videonya ga pernah dihidupkan
Alasan kenapa begini alasan kenapa begitu…
Begitulah, kata pepatah, orang biasa selalu berlindung di balik alasan. Orang luar biasa, nyari solusi.
BACA JUGA:Â Â Pep dan Zlatan Ibrahimovic
Tapi hati-hati kalau ada yang beralasan pake kata-kata mutiara ini: “Kamu terlalu baik buatku…” fixed, itu mah kamu ditolak. []