UCAPAN syukur sepatutnya senantiasa dipanjatkan, saat menerima takdir apapun yang Allah SWT berikan. Akan tetapi, ketika mendapatkan sebuah kegagalan, atau suatu hal yang tidak sesuai dengan keinginan, seringkali terdengar ucapan “Andaikata aku tidak begini, seandainya aku melakukan yang lain.” Dan perkataan inilah yang dilarang untuk diucapkan bagi seorang muslim.
BACA JUGA: Kenapa?
Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 154, “Mereka berkata, ‘Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.’ Katakanlah, ‘Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.’ Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.”
Alasan kenapa dilarang tegas mengucapkan “andaikata” atau “seandainya” saat mendapatkan sesuatu atau sebuah kegagalan, ialah bahwa ucapan tersebut akan membuka pintu perbuatan setan.
Rasulullah SAW bersabda, “Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali kamu bersifat lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kegagalan, janganlah kamu berkata. ‘Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu,’ tetapi katakanlah, ‘Ini telah ditakdirkan oleh Allah, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki’, karena ucapan ‘seandainya’ akan membuka (pintu) perbuattan setan.” (HR. Muslim no. 6945)
BACA JUGA: Ketika …
Bimbingan yang diberikan Rasulullah SAW, ketika menjumpai suatu kegagalan, atau mendapat suatu musibah, yaitu selalu mengucapkan perkataan yang baik, bersabar, serta mengimani apa yang terjadi adalah takdir Allah SWT. Dan diperintahkan untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut segala yang bermanfaat, baik untuk di dunia maupun di akhirat, dengan senantiasa memohon pertolongan Allah. []
REDAKTUR: NUNUNG MUNAWAROH | EDITOR: SAAD SAEFULLAH
Sumber: Kitab Tauhid Pemurnian Ibadah kepada Allah/Penulis: Syaikh Muhammad at-Tamimi, Penerjemah: Muhammad Yusuf Harun, MA/Darul Haq