ISLAM mengajarkan kita saling menjaga rahasia masing-masing.
Rosulluloh saw bersabda, ”Jika seseorang menceritakan suatu peristiwa kemudian ia berpaling, maka cerita itu menjadi amanah.” (HR At-Turmudzi).
Setiap cerita yang sampai kepada kita pada dasarnya semua adalah amanah. Tak hirau apakah itu benar atau salah. Keduanya harus dirahasiakan, dalam arti tidak memberitahukan kepada orang yang tidak berhak untuk mengetahuinya.
BACA JUGA:Â Kunci-kunci Ghaib yang Menjadi Rahasia Allah
Apalagi, jika cerita itu menyangkut hal negatif. Jika cerita itu benar, berarti itu merupakan suatu aib.
Rasulullah bersabda: ”Barangsiapa yang menutupi aib saudaranya, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan di akhirat kelak.” (HR Ibnu Majah).
Adapun jika cerita itu tidak benar, berarti itu adalah kebohongan. Membicarakan tentangnya sama saja kita telah menyebarkan berita dusta.
Dan, ini adalah bentuk pengkhianatan yang paling besar.
Kalau pun benar adanya, ia disebut berkhianat sebab ia menceritakan apa yang seharusnya tidak diceritakan. Apalagi kalau tidak benar adanya.
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW juga bersabda: ”Khianat terbesar adalah ketika engkau membicarakan saudaramu perkara yang bagimu itu menganggap dirimu jujur, padahal baginya dirimu adalah pembohong.” (HR Bukhari).
Oleh karenanya, untuk menghindari terbuka pintu-pintu dosa dari kesalahan-kesalahan yang diperbuat lidah, lebih baik memilih diam.
Dan, orang yang tidak bisa menjaga rahasia, hakikatnya telah terhimpun tiga tanda kemunafikan dalam dirinya.
BACA JUGA:Â 3 Kelompok Manusia dalam Menyikapi Perkara Gaib
Rasulullah SAW bersabda: ”Tanda orang munafik ada tiga; Jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkari, dan jika dipercaya ia khianat.” (HR Bukhari).
Ya Allah Ad Dhaar (Yang Maha Penimpa Kemudharatan), berilah kekuatan kpd kami, kel, shbt dan kel nya untuk dapat menjaga rahasia sesama.. Aamiin. []