SEORANG pria diberikan amanah menjadi seorang pemimpin. Baik di lingkup kecil seperti keluarga, hingga di lingkup yang lebih besar seperti pemimpin negara. Ada alasan terkait ditakdirkannya seorang pria menjadi seorang pemimpin.
Majdah Amir dalam Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam mengatakan bahwa Allah Azza wa Jalla telah memberikan bekal kepada pria dengan kualitas kekuatan yang lebih besar.
BACA JUGA:Â Bolehkah Shaf Shalat Pria Sejajar dengan Shaf Wanita?
Sementara itu, disebutkan juga bahwa Allah SWT menciptakan wanita lebih lemah, lebih lembut, dan biasanya lebih halus fisiknya.
Alasan berikutnya adalah karena Allah membekali pria dengan sifat yang lebih stabil dibanding sifat wanita karena sistem hormon mereka.
Sudah umum diketahui pria tidak mengalami perubahan hormonal, sementara wanita terpengaruh oleh fluktuasi hormon yang memengaruhi periode menstruasi mereka. Maka tidak heran jika wanita sering mengalami gangguan emosi ketika haid yang dapat mengganggu konsistensi penilaian mereka.
BACA JUGA: Wasiat Pria Kaya Sebelum Meninggal pada 2 Anaknya
Alasan terakhir pria ditakdirkan sebagai pemimpin adalah karena Allah telah menugaskan pria menjadi pemberi nafkah keluarga.
Jika keluarga hancur, pria harus menanggung beban terberat dari kehancuran itu. Tanggung jawab ini dengan sendirinya menyebabkan adanya perbedaan dan dukungan. []
SUMBER: REPUBLIKA