PENJAGA gawang Timnas Iran di Piala Dunia 2018 Alireza Beiranvand pernah mengalami ‘masa-masa pahit’ sebelum ia bergabung dengan skuad Iran.
Alireza, 25, lahir di Sarabias, Lorestan, di sebuah keluarga nomaden. Mereka hidup berpindah-pindah desa demi menemukan padang rumput bagi domba-domba peliharaan mereka.
BACA JUGA: 4 Negara yang Punya Supporter Berhijab di Piala Dunia 2018
Sebagai anak tertua, Alireza telah bekerja sejak usia dini demi membantu keluarganya. Dia bekerja sebagai gembala dan setiap kali dia menemukan waktu luang, dia akan bermain sepak bola dengan teman-temannya.
Ketika Beiranvand berusia 12 tahun, keluarganya menetap di Sarabias. Di sini Alireza mulai bergabung dengan tim sepak bola lokal desa. Setelah beberapa saat, Beiranvand memutuskan ingin menjadi penjaga gawang, namun ayahnya sangat keberatan dengan keputusan ini.
Bersikeras mengejar impiannya untuk menjadi pemain sepak bola profesional, Beiranvand nekat meminjam uang dari seorang kerabat dan melarikan diri ke ibu kota Iran, Teheran.
Tiba di Teheran, Alireza hidup menggelandang tanpa uang maupun akomodasi.
“Saya tidur di dekat pintu klub sepak bola, dan ketika bangun di pagi hari, saya melihat koin yang dijatuhkan orang untuk saya. Mereka mengira saya pengemis! Yah, setidaknya saya bisa sarapan enak untuk pertama kalinya setelah sekian lama,” ungkap Alireza pada Guardian.
BACA JUGA: VAR, Teknologi yang Bikin Piala Dunia 2018 ‘Panen’ Pinalty
Demi bertahan hidup Alireza harus mengambil pekerjaan di pabrik penjahit, tempat cuci mobil dan toko pizza untuk mencari nafkah. Dia terpaksa menjadi tunawisma selama periode ini.
Usaha Alireza akhirnya berbuah manis. Pada 2011, Alireza membuat debut profesionalnya sebagai penjaga gawang untuk tim Iran Naft Tehran, dan dia telah tumbuh menjadi salah satu atlet bintang di negara itu.
Baru-baru ini, ia menggantikan penjaga gawang nasional lama Iran Alireza Haghighi di jajaran tim utama. []
SUMBER: ABOUTISLAM