Aljazair— Pemerintah Aljazair mendesak ke semua pihak untuk menghindari peningkatan serangan militer di Suriah agar tidak merusak semua upaya yang bertujuan mencapai gencatan senjata berkelanjutan di negeri itu.
“Setiap peningkatan militer di Suriah hanya akan merusak upaya masyarakat internasional sebagai bagian dari proses penyelesaian politik bagi krisis Suriah,” kata Abdelkader Messahel selaku Menteri Aljazair Urusan Maghribi, Uni Afrikaq dan Liga Arab.
Ia menambahkan “Aljazair mengikuti dengan prihatin perkembangan situasi di Suriah pada saat upaya dinamis telah dilakukan untuk mewujudkan penyelesaian politik melalui perundingan antara pihak yang berperang di Suriah.”.
pada jumat lalu, AS menyerang Pangkalan Udara Shayrat di Provinsi Homs dengan meluncurkan 56 peluru kendali Tomahawk yang menewaskan enam prajurit Suriah dan sembilan warga sipil, termasuk empat anak kecil, serta menghancurkan sembilan pesawat Suriah.
Serangan yang tak pernah terjadi sebelumnya itu menandai aksi militer pertama yang dilakukan Pemerintah AS di bawah kendali Presiden Donald Trump terhadap militer Suriah.
Pemerintah AS mengatakan serangan tersebut dilancarkan “sebagai pembalasan atas serangan udara oleh Angkatan Udara Suriah ke Kota Kecil Khan Sheikhoun”
Para pegiat hak asasi manusia (HAM) menuduh militer Suriah menembakkan gas beracun ke kota kecil tersebut, sehingga menewaskan 70 orang, sementara militer Suriah justru menegaskan bahwa serangan tersebut ditujukan ke satu gudang senjata yang berisi gas beracun, dan menuduh gerilyawan anti-Presiden Bashar A-Assad.
“Serangan AS dikutuk dan tak satu pun orang Suriah yang terhormat menerima apa yang terjadi, terutama dalam beberapa bulan ketika penyelesaian politik mulai menjadi lebih jelas dan langkah serius dilakukan,” katanya senin 09/04/2017 seperti dikutip dari Antara
Ia menambahkan, “Krisis Suriah telah kembali ke tahap awal: kekerasan.”[]