ORANG-orang Bogomil yang notabene beragama Kristen, lebih suka hidup dalam naungan Islam daripada tunduk kepada penguasa Kristen di wilayahnya sendiri. Mereka mempercayai, merasa damai, dan hidup tenang di bawah perlindungan Sultan Mehmed Al-Fatih.
Dalam kancah panggung sejarah, ada satu episode menarik untuk kita bincangkan di sini. Dengan epik, Turkler Geliyor Adaletin Kilici mengisahkan Lazar King, seorang raja Serbia yang kejam, mendas rakyat, dan memberontak pada Utsmani.
Mereka menjarah, menangkap, dan membunuh orang-orang Bogomil, Bosnia, yang berada di bawah kekuasaannya.
BACA JUGA: Sultan Abdul Hamid II, Lelaki yang Memengaruhi Satu Abad
Dalam upaya mengembalikan kedamaian itu, Sultan Mehmed merestui Alkinji untuk melindungi mereka dari kekejaman Lazar. Alkinji merupakan pasukan kavaleri, semacam pasukan pengintai, pelopor atau pembuka jalan bagi pasukan utama.
Pada kondisi tertentu, Alkinji dapat menyelesaikan misi dengan menaklukan musuh lebih dahulu sehingga tidak perlu menurunkan pasukan utama.
Sultan Mehmed melalui Sungur Bey, salah satu personil Alkinji untuk menyampaikan pesan kepada rakyat Bogomil, “Mulai sekarang orang-orang Balkan dan Bosnia bisa tetap tinggal di tanah air mereka. Mereka tidak akan didzalimi, mereka bebas menjalankan agamanya.”
“Musuh mereka,” lanjut Sungur Bey, “Juga musuh Sultan Mehmed Khan. Siapa yang menyakiti mereka, sama juga menyakiti kami. Seluruh dunia harus tahu, bahwa segenap tumpah darah, kekuatan, dan pedang-pedangku akan terus memerangi kedzaliman.”
Tersenyumlah orang-orang Balkan dan Bosnia, mereka merasa bangga dan bahagia, “Sampaikan salam dari penduduk Bogomil pada Sultanmu, Prajurit. Kami menunggu Sang Penakluk Dunia untuk datang ke tanah kami.”
Kebijakan, keadilan, perlindungan, dan kehadiran penguasa Islam di tanah mereka lebih disukai daripada raja yang seagama dengan mereka.
Tapi upaya melindungi orang-orang Bogomil tak semulus rencana semula, sebab ada pengkhianat di antara pejabat Utsmani yang menjalin kerjasama dengan Kardinal dan Lazar dari Serbia, Abdullah Pasha namanya.
Dengan dukungan Paus di Vatikan dan Kardinal di Serbia, Lazar merebut takhta Ibunya, Despina Irene Konatakouzene dan membunuh kakaknya, Curugur, sebagai calon raja berikutnya.
Lalu memenjarakan adiknya, Mara Princes yang merupakan istri mendiang Sultan Murad II. Lazar naik takhta sebagai Raja dan melepaskan kesetiaan Serbia pada Utsmani.
Melalui informasi Abdullah Pasha yang berada di istana Utsmani, Lazar menjebak Alkinji untuk dibantai dan dibunuh semuanya.
https://www.youtube.com/watch?v=Vk2gJeIDtPQ&t=215s
Mereka dimasukan ke penjara sebelum dieksekusi. Hanya saja, ada salah satu personil Alkinji yang berhasil meloloskan diri dan menyusun strategi dengan mengerahkan rakyat Bogomil untuk membawa obor di malam hari dan berteriak di depan benteng.
BACA JUGA: Muhammad Al Fatih dan Hagia Sophia
Aksi ini mengesankan bahwa pasukan utama Utsmani sudah sampai dan hendak menyerang mereka.
Personil Alkinji ini berhasil menyelinap ke Istana Lazar, lalu mengacaukan suasana dari dalam dan berhasil mmbebaskan pasukan Alkinji dari penjara.
.
Pasukan yang sudah tegang, kacau dan ketakutan dengan teriakan di luar benteng, dikagetkan dengan pasukan Alkinji di dalam istana. Lazar kalah, meninggal, dan Serbia kembali tunduk di bawah Utsmani. Wallahu’alam. []