Oleh: Ahmad Ghozi Abdullah
PARA ulama dan mufassrin telah menjelaskan kepada umat Islam bahwasannya jikalau Allah bersumpah dengan sesuatu, maka sumpah itu di maksudkan untuk menarik perhatian bagi makhluk-Nya dan mengingatkan mereka akan keagungan dan arti yang besar dalam sesuatu yang Allah jadikan sumpah tersebut.
Dalam firman-Nya “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar benar dalam kerugian.” (Al `Ashr 1-2). Nama waktu yang Allah jadikan sebagai sumpah memiliki makna yang sangat besar, sehingga Allah memperingatkan kita dengannya. Nabi Muhammad SAW telah memperkuat bahwasannya waktu merupakan sebuah batasan kepada manusia untuk di pertanggung jawabkan kelak selama manusia hidup dengan waktu yang Allah berikan.
Kewajiban dan moral islam telah datang menetapkan besarnya nilai waktu, baik secara fase maupun bagiannya. Islam telah memberikan arti dalam berharganya sebuah waktu agar menjadi perhatian bagi umat muslim untuk dapat memakainya dengan tuntunan yang benar. Semua telah telah tetapkan waktu atasnya, kelahiran, kematian, siang dan malam, waktu shalat, dan juga Allah memberikan kepada kita waktu untuk hidup, semua itu
Allah berikan tak lain dan tak bukan sebagai rasa kasih-Nya yang besar terhadap umat manusia.
Namun kelak waktu yang kita terima haruslah dipertanggungjawabkan penggunaanya, Allah pun mengutus malaikat kepada manusia untuk mencatat setiap amalan yang di lakukannya selama di dunia. Begitu adil pengadilan Allah bagi siapa yang beriman kepadanya. Waktu adalah ciptaan Allah yang juga memiliki tabi`at, kita harus memahami bahwasannya waktu itu merupakan makhluk Allah yang cepat berlalu, waktu tak mengenal kata tunda apapun kondisinya baik suka maupun duka.
Dan suatu saat manusia akan merasakan begitu berharganya waktu yang sangat sebentar ini “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu. Mereka seakan-akan tidak tinggal di dunia melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.” (An Nazi`at 46). Ketika kematian itu datang, maka menyusutlah semua tahun atau dasawarsa yang telah di lalui manusia. Pendeknya umur sangatlah tidak terasa ketika kita memasuki dunia kematian, semua cepat bagaikan kilat.
Setiap penyelasan akan datang setelah waktu telah berlalu. dan semua yang merasakan penyesalan akan selalu berharap agar waktu itu kerap kembali lagi. Namun Allah menciptakan waktu dengan tidak bisa kembali jika terlewat. Mustahil jikalau waktu itu dapat kembali walau hanya sedetik saja. Maka Allah memberikan petunjuk kepada manusia dalam menggunakan waktu agar tidak menyesal di kemudian hari. Begitu banyak manusia beranggapan bahwa menggunakan waktu adalah hal yang remeh. Bagi kebanyakan manusia yang tidak beriman kepada Allah, kehidupan didunia tidak ada kaitannya dengan akhirat, maka mereka lebih memilih untuk bersenang–senang menghabiskan waktu selama didunia. Padahal orang–orang yang beriman, mereka akan mempersiapkan waktunya untuk keselamatannya setelah kematian. Karena sungguh kehidupan yang kekal adalah kehidupan setelah kematian.
Tiada lain bahwa waktu adalah suatu harta yang paling berharga bagi kita. Waktu bukanlah emas seperti yang di katakan pribahasa selama ini, tapi waktu jauh lebih berharga ketimbang itu harta yang ada di dunia. Kita diberikan kesempatan waktu hanya sekali, jika 1 menit saja terlewat sia – sia, disitulah kita meninggalkan harta yang paling berharga.
Imam Hasan Al Banna berkata “waktu adalah kehidupan.” Kehidupan manusia tidak lain adalah waktu yang ia lewati dari saat lahir sampai dia meninggal. Jika waktu dianggap penting sebagai suatu kehidupan yang sebenarnya, maka setiap muslim harus menyadari hal atau kewajiban apa yang harus dilakukan sehubungan dengan pembagian waktu. Maka gunakanlah waktu sebijak mungkin agar kita dapat mempertanggung jawabkan semuanya di yaumil akhir nanti. Wallahu`alam. []
Kirim OPINI Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi di luar tanggung jawab redaksi.