ALLAH Azza Wajalla adalah satu-satunya tuhan yang wajib disembah. Kuasa Allah meliputi segala sesuatu yang ada di langit, bumi, dan alam semesta ini.
Bagi orang awam, ada pertanyaan sederhanan namun berbahay jika dijawab tanpa pemahaman yang mumpuni. Pertanyaan itu seperti, “Jika Allah Maha Kuasa, mengapa ada malaikat yang membantu?”
Agar pemahaman kita tidak menyimpang, simak baik-baik jawaban berikut ini.
BACA JUGA: Malaikat Tak Kuasa Mendengar Wahyu Alllah
Tidaklah Allah menciptakan sesuatu jika tak ada gunanya. Untuk mendekatkan pemahaman manusia akan pengawasan Allah (Muraqabatullah), Allah SWT menciptakan malaikat-malaikat. Hal ini tidak menunjukkan bahwa Allah SWT membutuhkan atau tergantung pada malaikat.
Sebab Allah Maha Berdiri Sendiri, tak membutuhkan bantuan siapa-siapa di luar Dzat-Nya. Keberadaan malaikat juga merupakan bagian dari ujian Allah kepada manusia untuk mengimani yang ghaib. Ini bagian yang tak terpisahkan dari rukun iman yang keeenam.
Malaikat diciptakan untuk mengemban tugas tertentu. Dengan demikian, malaikat berperan tak ubahnya berperan layaknya robot. Ia tak akan pernah keluar dari perannya tersebut sampai hari kiamat atau sampai Allah menghendaki yang lain. Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.” (QS. At-Tahrim: 6).
BACA JUGA: Nabi Musa Pernah Pukul Malaikat, Benarkah Kisahnya?
Di antara tugas malaikat adalah mencatat amal perbuatan manusia. Seperti peran Malaikat Raqib dan Atid.
“Padahal sesungguhnya atas kalian ada penjaga. Kiraaman (malaikat yang mulia) Kaatibin (malaikat yang menulis) yang mengetahui apa-apa yang kalian lakukan.” (QS. Al-Infithar: 10-12).
Dengan menyadari adanya malaikat pencatat seluruh amal, maka tak akan ada seorangpun yang mampu mengelak dari dakwaan dan tuntutan atas perbuatannya di akhirat kelak. Yakni pada hari dibukanya setiap rahasia manusia di hadapan Allah. []
SUMBER: Konsepsi Islam Karya M.Sobari, MA