DI Tanah Haram diriwayatkan terdapat seorang wali Allah. Dia berpuasa setiap hari dan setiap hari pula ada seseorang yang datang membawakan dua kerat roti untuknya berbuka puasa.
Suatu hari terbersit pada pikirannya sebuah pertanyaan, “mengapa aku harus menggantungkan rezekiku pada orang ini? mengapa aku melupakan Maha pemberi rezeki seluruh alam?”
Ketika pembawa roti datang pada malam tersebut, wali Allah itu mengembalikan roti itu kepadanya. Orang itu pun pergi.
Dalam tiga hari, wali Allah itu tinggal tanpa sesuatu untuk dimakan.
Pada malam harinya dia memohon bersungguh-sungguh di hadapan Allah.
Dalam tidurnya, kemudian wali Allah itu bermimpi. Dia mendengar dalam mimpinya suara bisikan menegurnya.
“Mengapa engkau mengembalikan roti yang telah Allah kirimkan untukmu melalui tangan salah seorang hamba-Nya?”
“Aku berpikir, bahwa dengan menerima pemberian darinya aku telah bergantung pada selain Allah dalam masalah rezekiku,” jawab sang wali.
“Tetapi tahukah engkau, siapakah yang telah mengirimkannya kepadamu?” tanya suara itu lagi.
Wali Allah itu menjawab, “Allah yang melakukannya.”
“Kalau begitu, ambillah roti itu dan jangan engkau tolak lagi,” Sahut suara itu. []
Sumber: Republika