APA gerangan hakikat peristiwa turunnya wahyu kepada Rasulullah?
Sayyid Qutub menuturkan saat-saat monumental itu:
BACA JUGA: Al-Bara’ bin ‘Azib Jelaskan Bentuk Wajah Rasulullah
Allah Azza wa Jalla, Pencipta segala sesuatu baik, yang ada di bumi maupun yang ada di langit, menoleh ke arah ciptaan-Nya bernama manusia. Allah memuliakan makhluk ini dengan memilih salah satu di antaranya untuk menerima cahaya ilahi.
Sebuah hakikat yang sungguh luar biasa tak terbatas. Sisi-sisi keagungannya akan terungkap kala manusia membayangkan –sebatas kemampuan yang dimilikinya– hakikat uluhiyah mutlak, azali, dan kekal abadi. Membayangkan hakikat ubudiyah terbatas dan fana, lalu merasakan pertolongan Rabbani yang diberikan melalui insan ini, kemudian perasaan itu menghadirkan kekhusyuan, rasa syukur, bahagia dan merasa diri penuh dosa.
Semua itu tentunya atas petunjuk dari Allah.
BACA JUGA: Untuk Anak, Rasulullah Contohkan Doa Ini
Allah Pemilik karunia nan luas. Rahmat-Nya menyeluruh kepada semua makhluk tanpa sebab ataupun alasan. Kejadian ini menunjukan bahwa Allah memuliakannya dalam bentuk yang nyaris tak dapat terbayangkan dan tiada mampu ia syukuri. Kemuliaan ini saja tidak akan mampu disyukuri manusia, meski ia menghabiskan seluruh usianya dengan ruku’ dan sujud. Allah memilih Rasul dari jenis manusia yang kemudian diberi wahyu berupa kalimat-kalimat-Nya. Bumi lah menjadi tempat tinggal dan turunnya wahyu.
Sudah sepatutnya kita bersyukur atas petunjuk Allah yang disampaikan oleh Rasul-Nya, Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Beliau yang dengan karunia Allah, mengeluarkan kita dari kegelapan menuju cahaya. []
Sumber: Syaikh Mahmud Al-Mishri. Dzulqa’dah 1437 H. Biografi 35 Shahabiyah Nabi. Jakarta Timur: Ummul Qura.