MANUSIA yang kini masih hidup di alam dunia terlihat memiliki jiwa dan raga yang baik. Semuanya berfungsi secara normal, terutama untuk menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Manusia itu terlihat hidup dan berguna, tetapi jika hatinya ditutupi oleh Allah, ia sebenarnya mati.
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan,” (QS. Al-Anfal: 24).
BACA JUGA: Cara Menundukkan Hati Setiap Insan
Di antara manusia yang hidup terdapat pemisah antara diri dan hatinya. Yang membatasi adalah Allah SWT. Sehingga jika Allah membatasinya, maka jiwanya akan mati.
Adapun tanda dan bukti jiwa yang hidup yaitu,
1. Mematuhi perintah dan larangan Allah dengan rasa cinta kepada-Nya dan disungguhkan hatinya.
2. Untuk memperoleh pengampunan dan ridha Allah.
3. Membenarkan seluruh ajaran (risalah) Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
4. Mengupayakan kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.
5. Keserasian hidup antara dengan segala isi alam semesta.
BACA JUGA: Pendapat Ulama tentang Buta Hati
Melaksanakan perintah Allah dapat menyelamatkan hati manusia dari perangkap hawa nafsu dan tawanan dosa. Dan dapat pula menyingkirkan dinding antara manusia dengan hatinya. Itulah jiwa yang hidup.
Arti menghidupkan adalah kepatuhan, ketaatan manusia kepada perintah Allah. Dan hal itu akan membawa mereka pada ketenteraman, kedamaian, kerukunan dan keserasian hidup. []
Sumber: Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi/Penerbit: Gema Insani