SETIAP manusia tentu memiliki rasa cinta. Begitu pula Allah SWT. Dia pun memiliki rasa cinta, terutama pada makhluk ciptaan-Nya. Sebagai makhluk yang Allah ciptakan, tentu menginginkan Allah mencintai diri kita. Hanya saja, kita tak pernah tahu apakah Allah cinta pada kita atau kah tidak. Anda ingin tahu apakah Allah cinta pada kita?
Terkadang kita salah mempersepsikan apa yang Allah tunjukkan. Di mana anggapan kita mengatakan bahwa ketika Allah memberikan kebahagiaan, di situlah Allah cinta. Namun sebaliknya, ketika Allah tidak sayang, maka kesengsaraan itulah yang didapat. Hal itu memang demikian, tapi salahnya ialah ketika menyandingkan itu dengan sebuah materi.
Kasih sayang Allah bukanlah diukur dari seberapa banyak Allah memberikan rezeki itu kepada kita. Melainkan, Allah SWT akan menurunkan ujian kepada hamba yang dicintai-Nya.
Yazid Ar Raqasy meriwayatkan bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Allah mencintai seseorang, maka Allah menurunkan cobaan baginya, sebagaimana unta yang terasing dijauhkan dari air, agar supaya ia dikasihani oleh penghuni langit.”
Itulah hal yang akan dilakukan oleh Allah SWT kepada hamba pilihan-Nya. Dan terkadang, banyak orang yang ketika diuji menganggap bahwa Allah tidak sayang padanya. Padahal bukan demikian, malah Allah melakukan hal itu sebagai bukti kasih sayang Allah padanya.
Ketika kita diuji, itu berarti Allah menginginkan tingkatan iman dan takwa kepada-Nya itu meningkat. Maka, setiap ujian yang diberikan tentu akan tidak akan melampaui batas kemampuan dari setiap hamba.
Ibarat sebuah pohon, ketika hanya baru tumbuh akar-akarnya saja, maka ujian itu mungkin akan terasa lebih ringan. Seiring berjalannya waktu, tumbuh menjadi batang, di sanalah ujian itu tidak begitu memberatkan bagi kita. Dan ketika keimanan itu telah tumbuh, bagaikan pohon yang besar, kuat dan kokoh, tiupan angin itu akan sangat kencang menerjang. Begitu pula dengan ujian yang Allah berikan, hal itu bisa saja menggoyahkan keimanan kita jika kita tak sanggup untuk menahan hantaman angin itu.
Oleh sebab itu, janganlah kita menganggap bahwa ujian yang Allah berikan merupakan bukti ketidak sukaan kepada kita. Tapi, yakinlah bahwa ujian akan memberikan keberkahan bagi kita, yakni mendekatkan kita selalu kepada-Nya. Tentu, Allah menguji sebagai tolak ukur setiap hamba-Nya yang mengaku beriman kepada-Nya, sehingga dapat diketahui kekuatan dari keimanannya itu. []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang