SETIAP manusia memiliki sesuatu dalam dirinya yang berperan penting dalam hidupnya. Para ilmuwan mendapatkan fakta ini dari firman Allah:
“Dan jikalau kami menghendaki pastilah kami ubah mereka di tempat mereka berada; maka mereka tidak sanggup berjalan lagi dan tidak (pula) sanggup kembali” (QS. Yasin:67)
BACA JUGA: “Tidak Enak Badan”, Sistem Peringatan Tubuh yang Paling Baik
Faktanya bisa dirunut dari pertanyaan berikut:
Bagaimanakah cara kita menemukan jalan pulang ke rumah? Kita bisa melakukannya karena tahu dimana rumah kita.
Dari mana kita tahu? Karena lokasi rumah kita tersimpan dalam ingatan.
Saat kita berada dalam toko, bagaimana kita tahu bahwa barang ini diambil dari sini dan barang itu diambil dari sana? Karena letak semua barang tersebut tersimpan dalam ingatan kita.
Di dalam rumah, kita tahu lokasi dari tiap benda yang kita perlukan, di mana kita menyimpan pengetahuan ini?
Selama di sekolah, saat kita membaca beberapa buku kemudian kita harus menghadapi ujian, bagaimana kita bisa mengerjakan ujian tersebut?
Jawabannya, semua informasi ini telah tersimpan dalam ingatan kita. Semua orang yang tidak memilki ingatan, hampir telah mati. Tidak mungkin bagi orang itu untuk belajar dan mengajar. Mereka tidak akan sanggup berjalan dan tidak mungkin bisa kembali, sebagaimana firman Allag yang telah disebutkan di atas.
Artikel ilmiah yang mendiskusikan tentang ingatan menyebutkan sebagai berikut:
“saat seseorang hidup sampai usia 60, ingatannya akan menyimpan lebih dari 60 milyar potongan informasi. Jika kita ingin mengonversi potongan informasi yang besar ini menjadi buku, kita akan memerlukan ribuan jilid. Semua informasi itu disimpan di otak, namun tepatnya di mana belum diketahui sampai sekarang. Terdapat teori-teori baru yang berkesimpulan bahwa ingatan tidak memiliki tempat di otak dan hanya tersambung ke psikologi manusia.”
Semua informasi yang sampai pada seseorang, beberapa darinya disimpan di tempat yang dekat sehingga dapat diambil dengan mudah; beberapa darinya disimpan dalam jarak sedang, dan beberapa disimpan di tempat yang jauh, dan beberapa tidak di simpan sama sekali. Jika informasi itu di simpan, dia akan didistribusikan sesuai dengan jenisnya. Terdapat ingatan untuk barang yang dicium, barang yang dilihat, terdapat ingatan untuk wajah, warna, aroma, dan terdapat ingatan untuk nama. Semua itu dilakukan dengan sangat bijak.
Jika kita ingin mengingat sesuatu atau ingin tahu sesuatu, para ilmuwan berkata, “Ingatan menggunakan metode kodifikasi dalam waktu yang sangat singkat. Jika kita diberikan sebuah parfum, kita menciumnya karena kita sudah menyimpan dalam ingatan kita 97 jenis parfum yang berbeda. Aroma parfum tersebut akan melewati 97 jenis parfum hingga kita menemukan yang cocok dan kita dapat menyebutkan nama parfum itu. Hal yang sama terjadi pada barang yang dicium, yang dilihat, makanan, rasa, wajah, nama, angka, semuanya.
Beberapa ahli berkata bahwa ingatan manusia bekerja seperti kamus dan penerjemah instan. Hal yang menakjubkan adalah sel saraf tidak membelah, dan tidak juga mati. Jika sel itu membelah dan mati, maka manusia akan kehilangan seluruh pengalamannya. Seseorang bercerita kepada kita kalau dia memmiliki pengalaman 40 tahun dalam praktek medis, orang lain bercerita dia memiliki 50 tahun pengalaman dalam hukum, sementara orang lain bercerita dia memiliki sangat banyak pengalaman dalam industri. Semua pengalaman ini berakumulasi dengan usia manusia yang terus bertambah. Jika dia kehilangan ingatannya, semua pengalamannya akan hilang begitu saja.
BACA JUGA: Mau Cepat Temukan Halaman dalam Alquran? Ini Dia Rumusnya
Ingatan itu sendiri adalah tanda yang besar di antara tanda-tanda Allah yang menunjukkan kebesaran-Nya. Ini mengingatkan kita pada firman Allah:
“Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Adz-Dzariyat: 21).
Maka, sungguh ayat Alquran itu menyimpan kebenaran yang tak terbantahkan. Semoga kita semua bisa mengambil hikmah dan belajar darinya. []
SUMBER: TAKRIM-ALQURAN