JAKARTA, 2 April 2019 – Era informasi dan ekonomi digital kembali mempersembahkan PT. Alumnia Sinergi Adikarsa sebagai wadah marketplace investasi di dunia teknologi finansial, dengan terobosan inovasi melalui platform digital, mempertemukan investor dan investee menggunakan teknologi blockchain.
Pada hari Kamis, 28 Maret 2019, Alumnia telah resmi tercatat di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan menjadi salah satu yang masuk ke dalam ‘regulatory sandbox’ Inovasi Keuangan Digital.
BACA JUGA: BMH Gelar Kegiatan Rajab Berbagi untuk Kampung Pemulung
Selayaknya perusahaan rintisan yang lain, Alumnia melalui perjalanan yang cukup panjang. Didirikan pada Oktober 2018 bersama 7 (tujuh) orang dari berbagai alumni perguruan tinggi ternama ITB, IPB, UI, UGM dan UNIBRAW, Alumnia bergerak pada domain clustered equity crowdfunding dan peer-to-peer business investing dengan teknologi blockchain. Pada skala kecil dan dengan aturan yang lebih dipermudah, ini semacam urun-dana dengan mekanisme serupa modal ventura dan pasar saham.
Dengan menjadi bagian dari ‘regulatory sandbox’ nya OJK, Alumnia akan menyegerakan menguji platform yg sudah disiapkan secara sistematis untuk diperkenalkan ke khalayak dan masyarakat luas, memberikan peluang investasi dan inovasi keuangan digital lainnya yang terkait.
Dengan moto Deliver High Value in Good Values, Agus Wicaksono, CEO and Co-founder Alumnia, menyatakan bahwa Alumnia berkomitmen untuk ber-kontribusi meningkatkan inklusi finansial, yang pada gilirannya dapat menggerakkan perekonomian rakyat yang mampu berdaulat menciptakan peran serta para pihak.
Para wirausahawan mendapatkan alternatif akses finansial, sementara masyarakat luas mempunyai kesempatan untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut memiliki saham suatu perusahaan, meskipun dengan uang yang relatif tidak besar.
Bisnis dijalankan dengan prinsip bagi hasil, disamping memberikan keuntungan yang baik, juga berlandaskan pada etika bisnis dan nilai-nilai yang baik. Namun, patut disadari pula kemungkinan adanya risiko layaknya investasi pada umumnya. Disamping komersial, platform digital Alumnia juga memberikan kesempatan kepada para filantropis dan investor sosial untuk memberikan kontribusi pada riset di universitas.
BACA JUGA:
“Alumnia ditopang oleh empat pilar utama,” ujar Agus lebih lanjut. “Selain teknologi blockchain sebagai game changer, model bisnis Alumnia dikembangkan dengan kluster jaringan alumni, prioritas pada dukungan Sustainable Development Goals, dan pertumbuhan investasinya ditakar dengan emas.”
Proyek pertama yang akan didanai adalah pembangunan co-working space dua lantai, serupa rumah panggung dengan bahan dari bambu yang diolah menjadi balokan (strand woven bamboo), dengan desain kontemporer yang artistik, disertai panel tenaga surya. Bambu adalah tanaman yang mendukung setidaknya 7 dari 17 SDG yang dicanangkan PBB.
“Ini akan menjadi konsepsi ruang kerja bersama yang ikonik dan mileneal, sekaligus bernuansa eco-tech, eco-green, dan eco-friendly”, sambung Ary Prasetyo, Chief Marketing Officer dan Co-founder Alumnia.
Secara keseluruhan, ada 23 perusahaan rintisan yang masuk dalam Regulatory Sandbox OJK ini, mewakili berbagai sektor dan inovasi model bisnis. []
Kirim Info Kegiatan Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (1) halaman MS Word. Sertakan foto kegiatan terkait.