APA amalan Umar bin Khattab yang bisa menyelamatkannya dari api neraka?
Selepas Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu meninggal dunia, beliau mengunjungi sahabatnya ‘Abdullah bin ‘Abbas melalui mimpi.
Mimpi yang kemudian dikisahkan oleh Dr ‘Umar ‘Abdul Kafi dalam buku al-Wa’dul Haq, menceritakan bagaimana Umar bin Khaththab selamat dari pedihnya siksa neraka karena sebuah amalan sederhana.
“Apa yang Allah Ta’ala lakukan terhadapmu, wahai ‘Umar?” tanya ‘Abdullah bin ‘Abbas.
BACA JUGA: 3 Pertanyaan Umar bin Khattab pada Ali bin Abi Thalib
“Seluruh amalku sia-sia. Hampir saja aku disembelih, jika tidak mendapatkan ampunan dan kasih sayang dari Allah Ta’ala,” jawab Sayyidina ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu.
“Apakah (yang menyelamatkanmu) itu karena keadilanmu?” tanya ‘Abdullah bin ‘Abbas.
“Tidak” jawab Umar.
“Apakah karena ilmu yang engkau miliki dan amalkan?” lanjut ‘Abdullah bin ‘Abbas sampaikan tanya.
“Bukan.” jawab ‘Umar, menegaskan.
“Terus,” pungkas ‘Abdullah bin ‘Abbas, “karena amalan apa hingga engkau mendapatkan kasih sayang dan ampunan dari Allah Ta’ala?”
“Dahulu, aku sedang berjalan untuk sebuah kepentingan. Di tengah jalan, aku melihat dua orang bocah sedang mempermainkan seekor burung kecil.”
“Aku mendatangi dua bocah itu dan memintanya agar melepaskan burung yang tengah mereka mainkan.
Kemudian, lanjut ‘Umar, “Allah Ta’ala Penguasa Semesta Alam berkata kepadaku, ‘Hari itu, kamu telah melepaskan tali burung kecil (dari siksaan anak-anak dalam permainannya). Dan hari ini, Aku melepaskan talimu, wahai ‘Umar!”
Mungkinkah seorang Muslim melakukan teror terhadap kenyamanan dan kedamaian umat manusia jika menyiksa hewan saja termasuk dosa besar dan akan mengundang laknat Allah Ta’ala?
BACA JUGA: Detik-detik Kematian Nabi Muhammad
Bukankah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan tegas menyebutkan seorang pelaku maksiat yang diampuni dosanya hingga masuk surga karena memberikan minum seekor anjing?
Dan tidak cukup buktikah kita dengan riwayat yang menyebutkan dimasukkannya seorang wanita ahli ibadah lantaran berlaku zhalim dan menyiksa kucing? []
Umar bin Khattab, Orang Pertama yang diberi Julukan Amirul Mukminin
AMIRUL Mukminin merupakan gelar bagi seorang khalifah. Jika sebelumnya Abu Bakar ash-Shiddiq biasa dipanggil dengan sebutan khalifah Rasulullah (pengganti Rasulullah) berbeda dengan Umar.
Orang-orang berasumusi bahwa Umar akan bergelar khalifah khalifah Rasulullah (pengganti-pengganti Rasulullah).
Tak hanya sampai di situ, maka nantinya pemimpin setelah Umar pun akan bergelar khalifah khalifah khalifah Rasulullah, sehingga gelarnya akan terlalu panjang.
BACA JUGA: Khalifah yang Berbicara pada Perutnya
Para sahabat kemudian mulai mendiskusikan perkara mengenai penamaan gelar yang nantinya akan dipakai untuk siapapun yang memimpin kaum muslimin.
Para sahabat berkata, “Kita adalah mukminin (orang-orang beriman) dan Umar adalah amir (pemimpin) kita, maka Umar pun akhirnya dijuluki Amirul Mukminin. Dan orang pertama yang dipanggil dengan gelar tersebut adalah Umar bin al-Khattab. []
Umar bin Khattab Menghargai Anak Muda
DARI Ibnu Abbas RA., ia berkata, “Umar (bin Khattab) mengajak aku ke sebuah diskusi yang diikuti orang-orang yang pernah mengikuti perang Badr, yang terdiri dari orang tua, seakan-akan saya disejajarkan dengan mereka.
Kemudian ada seseorang yang bertanya, “Kenapa pemuda ini dimasukkan dalam kelompok kita, padahal kita juga mempunyai anak yang sebaya dengannya?”
Umar menjawab, “Itu pendapat kalian?”
Pada suatu hari Umar memanggil saya dan saya datang bersama-sama dengan para sahabat, dan saya tahu bahwa Umar memanggil saya pada hari itu, adalah untuk menunjukkan kelebihan saya kepada mereka.
Kemudian Umar berkata, “Apakah pendapat kalian terhadap firman Allah yang berbunyi : “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH?”
https://www.youtube.com/watch?v=KmWOmO2u4Os&t=2s
Salah seorang di antara mereka menjawab, “Kami diperintahkan untuk memuji dan memohon ampunan kepada Allah, apabila kita mendapat pertolongan dan kemenangan.”
Para sahabat yang lain terdiam, kemudian Umar bertanya kepada saya, “Apakah pendapatmu juga seperti itu wahai Ibnu Abbas?”
Saya menjawab, “Tidak.”
Umar bertanya lagi, “Lalu bagaimana pendapatmu?”
BACA JUGA: Inilah yang Membuat Sosok Umar bin Khattab Sangat Istimewa
Saya menjawab, “Allah memberitahu kepada Rasulullah SAW bahwa ayat itu merupakan isyarat dekatnya kewafatan beliau. Yaitu Allah berfirman, “IDZAA JAA-A NASHRULLAAHI WAL FATH” (Apabila telah datang pertolongan dan kemenangan dari Allah), itu adalah tanda dekatnya ajalmu wahai Muhammad, maka sucikanlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya karena Dialah Dzat Yang Maha Penerima Taubat.”
Kemudian Umar RA. berkata, “Saya tidak mengetahui kandungan ayat itu melebihi apa yang kamu katakan.” (HR.Bukhari) []
SUMBER 1: SUMBER 2: Abu Jannah. Sya’ban 1438 H. Serial Khulafa Ar-Rasyidin, Umar bin al-Khattab. Jakarta: Pustaka Al-Inabah.