ISLAM adalah agama dakwah. Amanat dakwah dalam Islam sudah sangat jelas: tidak memusuhi, tidak menindas unsur-unsur fitrah. Islam mengakui adanya hak dan wujud jasad, nafsu, akal dan rasa dengan fungsinya masing-masing.
Dakwah dalam pengertian amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk ijtima’i (M. Natsir, 1977: 26).
Untuk mencapai tujuan ini, perlu direnungkan betapa pentingnya dakwah dalam kehidupan seorang muslim. Oleh karena itu, tidak tepat jika ada asumsi bahwa dakwah ditujukan hanya kepada orang non muslim, sedangkan orang muslim sejak lahir hidup dalam keluarga muslim, tidak lagi membutuhkan dakwah.
BACA JUGA: Pengertian Dakwah dan 3 Metode Dakwah
Yang perlu dipahami bahwa dakwah harus dimulai dari diri sendiri sebelum berdakwah kepada orang lain. Oleh karena itu, berdakwah secara berkesinambungan, bukan pekerjaan yang mudah.
Berdakwah tidak cukup hanya dilakukan dengan lidah, tetapi juga harus praktekkan dalam bentuk perbuatan. Berdakwah merupakan sesuatu yang sangat penting demi tercapainya tujuan dakwah Islam.
Dalam hubungan ini, seorang da’i harus benar-benar memiliki akhlak yang terpuji sehingga dapat menjadi panutan bagi yang orang-orang yang didakwahinya. Agar dakwah berhasil, diperlukan berbagai elemen yang terkait dengan unsur-unsur dakwah yang merupakan satu kesatuan konsep yang utuh.
Dakwah merupakan tugas para Rasul dan perintah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang merupakan juru dakwah pertama semenjak agama Islam diturunkan. Banyak perintah Allah yang ditujukan kepada Rasullullah supaya melaksanakan tugas tersebut secara berkesinambungan, seperti firman Allah dalam QS. Al-Haj: 67
BACA JUGA: 3 Tahapan Dakwah yang Perlu Diperhatikan
Bertitik-tolak dari firman Allah dalam surah: Ali Imran: 104 yang menyatakan bahwa penyebaran serta pemerataan ajaran Islam itu harus ditempuh melalui tiga macam methoda yang paling pokok, yaitu Da’wah, Amar Ma’ruf dan Nahyi munkar, memberi isyarat kepada ummat Islam.
Amanat Dakwah: Dakwah atau mengajak orang kepada kebaikan
Dakwah atau mengajak orang kepada kebaikan titik-berat tugas ini tertuju kepada Ulama dan pengemban da’wah di luar penguasa, kendati para penguasapun dimungkinkan mengerjakannya.
Yang dimaksud dengan Al-khair atau kebaikan dalam firman Allah tersebut di atas ialah apa-apa yang di dalamnya mengandung kebaikan untuk dunia dan akhirat. Demikian tafsir Al-Maraghi. Di dalam Tafsir At-Tabary Al-khaer diartikan syariat Islam.
BACA JUGA: Salah Satu Ciri Kiamat: Ketika Amanat Disia-siakan
Amanat Dakwah: memerintahkan orang lain supaya berbuat yang ma’ruf
Ya’muruuna bilma’ruf atau memerintahkan orang lain supaya berbuat yang ma’ruf atau yang benar merupakan pekerjaan penting dan pelimpahan tugasnya lebih cenderung kepada para pejabat berwenang.
Sebab perintah yang keluar dari padanya mempunyai pengaruh luas dibanding dengan perintah yang dikeluarkan oleh yang lain.
Adapun yang dimaksud dengan ”Al-masruf” atau yang diketahui kebenarannya menurut tafsir Al-Maraghi ialah apa-apa yang dianggap baik oleh hukum Syara” dan akal.
Sedang dalam Tafsir At-Tabary Al-matuf artinya itba’ kepada Nabi.
Yanhauna ‘anil-munkari atau mencegah orang dari perbuatan munkar juga tugas yang tidak ringan, karena itu pelimpahan tugasnya lebih cenderung kepada para pejabat yang mempunyai wibawa hukum.
Larangan yang datang daripadanya biasanya akan lebih luas pengaruhnya tertimbang larangan yang datang dari orang di luar pejabat.
Yang dimaksud dengan ”Al-munkar” ialah lawan dari “ Al-ma’ruf, yakni perbuatan yang bertentangan dengan hukum Syara” dan ukuran akal yang sehat. Dalam Tatsir At -Tabary Al-munkar diartikan mendustakan Nabi.
Dapatlah dipahami mengapa Allah SWT memberikan nilai ”Khairo ummatin ukhrijat linngas” yakni sebaik-baik ummat yang dilahirkan untuk manusia terhadap orang yang telah mampu melaksanakan tugas amar ma’ruf dan nahyi munkar melalui kewenangan yang ada padanya.
BACA JUGA: Tiga Ciri Dakwah Rasulullah
Sebab dakwah Islamiyah akan sulit mencapai tujuan tanpa disertai amar ma’ruf dan nahyi munkar.
Dalam hubungan ini antara Ulama dan Umaro harus mempunyai sikap serta keyakinan yang sama bahwa dengan semangat dakwah Islamiyah dan amar ma’ruf nahyi munkar kelangsungan pembangunan manusia seutuhnya akan lebih terjamin.
Jika demikian halnya tidak akan terjadi saling tuduh dan saling menyalahkan satu sama lain yang notabene sama-sama muslim.
Adapun yang dimaksud dengan ”Al-masruf” atau yang diketahui kebenarannya menurut tafsir Al-Maraghi ialah apa-apa yang dianggap baik oleh hukum Syara” dan akal.
Sedang dalam Tafsir At-Tabary Al-matuf artinya itba’ kepada Nabi.
Bertitik-tolak dari pengertian da’wah sendiri yaitu:
‘”Segala usaha dan kegiatan yang disengaja dan berencana, bertujuan untuk menggugah, meningkatkan dan mengembangkan kesadaran orang perorang dan masyarakat supaya tertarik kepada ajaran Islam dan bersedia melaksanakannya”.
Memberi indikasi bahwa dakwah itu mengandung banyak aspeknya yang bisa ditempuh tergantung kepada situasi dan kondisinya, baik masyarakatnya sebagai sasaran maupun fihak pengemban tugas da’wah sebagai subjek pelaksanaannya. []
Sumber: Buku “Da’wah dan Teknik Berkhutbah” Karya: DRS. KHA. Syamsuri Siddiq