DAMASKUS—Bekoalisi dengan Inggris dan Perancis, Amerika dilaporkan melancarkan serangan udara ke lokasi senjata kimia di sejumlah titik di Suriah. Sejumlah ledakan dilaporkan terdengar dari berbagi lokasi, di antaranya Damskus, Homs dan titik lainnya.
Serangan udara yang dilancarkan pada Sabtu merupakan tanggapan atas dugaan serangan senjata kimia yang dilakukan oleh militer Bashar Al-Assad di Douma akhir pekan lalu.
“Saya memerintahkan pasukan bersenjata Amerika Serikat untuk meluncurkan serangan pada target yang terkait dengan senjata kimia dari diktator Suriah Bashar al-Assad,” kata Trump dari Gedung Putih, Jumat (13/4/2018) malam.
Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan itu ditujukan pada beberapa sasaran dengan menggunakan rudal jelajah Tomahawk.
Sementara itu Perdana Menteri Inggris Theresa May menegaskan soal keterlibatan negaranya dalam intervensi tersebut dengan menyatakan, “Kami lebih suka jalur alternatif. Tetapi pada kesempatan ini tidak ada.”
“Serangan itu bukan tentang pergantian rezim atau campur tangan dalam perang sipil, akan tetapi ini dilakukan untuk menghalangi penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah,” tegas Theresa May.
Di lain pihak, Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan tujuan dari serangan ini adalah untuk mengantisipasi produksi, penyebaran dan penggunaan senjata kimia.
Televisi pemerintah Suriah mengatakan bahwa pertahanan udara merespon serangan itu dengan menembak jatuh beberapa rudal.
Kantor berita negara SANA mengecam serangan yang dipimpin AS dengan menargetkan depot-depot tentara di daerah Homs, sebagai pelanggaran hukum internasional.
“Agresi tripartit adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional,” SANA melaporkan.
Duta besar Rusia untuk AS memperingatkan akan ada konsekuensi bagi serangan militer pimpinan AS tersebut.
“Sekali lagi, kami sedang diancam. Kami memperingatkan bahwa tindakan seperti itu tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi,” tegas Duta Besar Rusia Anatoly Antonov melalui akun Twitternya.
Sebelumnya, pemimpin oposisi Suriah Nasra al-Hariri menyerukan diakhirinya apa yang dia gambarkan sebagai serangan terhadap warga sipil oleh rezim Suriah dan sekutu-sekutunya, apakah itu dengan menggunakan senjata kimia atau senjata konvensional.
“Mungkin rezim tidak akan menggunakan senjata kimia lagi, tetapi mereka tidak akan ragu untuk menggunakan senjata yang telah diizinkan oleh masyarakat internasional seperti bom barel dan bom curah,” Hariri, kepala blok oposisi Suriah utama, mengatakan dalam sebuah tweet. []
Sumber: Al-Jazeera