BANGKOK—Amnesty International mengkritik pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan pemerintahan yang dipimpinnya menutup mata atas aksi kekerasan di negara bagian Rakhine.
PBB, berbagai organisasi HAM, dan para pengungsi Rohingya di Bangladesh menuding militer Myanmar menggunakan senjata api dan aksi pembakaran untuk melakukan pembersihan etnis terhadap kelompok minoritas muslim tersebut.
Dalam pidatonya pada Selasa, Suu Kyi menyatakan bersimpati atas semua penderitaan warga rakhine.
Namun pada kenyataannya, Aung San Suu Kyi hari ini menunjukkan, dia dan pemerintahnya masih menutup mata atas tragedi di negara bagian Rakhine. Sudah berulang kali, pidato yang ia sampaikan hanya menjadi ajang mencampuradukkan kebohongan dan aksi menyalahkan korban,” menurut pernyataan Amnesty International, seperti dikutip dari AFP pada hari selasa (19/09/2017) kemarin.
Amnesty mengecam Suu Kyi karena tetap bungkam atas peran aparat keamanan yang dituding melakukan pembersihan etnis.
Organisasi HAM itu juga mengkritik seruan Suu Kyi kepada pengamat-pengamat internasional untuk tidak datang dan mengunjungi Myanmar dengan dalih pemerintah negara tersebut melarang misi pencari fakta PBB menyelidiki kekejaman militer di Rakhine.[]