SEORANG pria bernama An-Nadhir bin al-Harits merupakan sahabat yang masuk Islam setelah peristiwa Fathu Makkah atau penaklukkan kota Makkah. An-Nadhir ini merupakan orang yang senantiasa bersyukur atas keislamannya karena ia tidak seperti saudara dan ayahnya yang telah meninggal dunia dalam keadaan kafir.
Pada peristiwa perang Hunain dan Thaif, Rasulullah memberinya seratus ekor unta yang dikirim melalui salah seorang dari Bani ad-Dil.
BACA JUGA: Rencana Penaklukkan Kota Mekah Hampir Bocor Akibat Surat Ini
Datanglah orang tersebut kepada An-Nadhir dengan membawa kabar gembira perihal pemberian Rasulullah tersebut.
Namun sebelumnya dia berkata, “Berikan aku beberapa bagian.”
An-Nadhir berkata, “aku tidak ingin mengambilnya, sebab aku mengerti bahwa Rasulullah memberikan ini sebagai imbalan atas keislamanku. Aku tidak menginginkan imbalan apapun dari Islam.
Utusan tersebut berkata, “Aku tidak memintanya dari Rasulullah. Itu pemberian dari Rasulullah.”
BACA JUGA: Inilah Sejarah Peringatan Maulid Nabi di Kota Mekah
Akhirnya An-Nadhir mengambil unta tersebut dan memberikan sepuluh ekor untanya. Kemudian ia bergegas menuju Rasulullah dan duduk bersama Rasulullah. Ia bertanya mengenai kewajiban shalat dan waktu-waktunya.
Setelah itu ia mengatakan, “Demi Allah, Rasulullah lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” []
Sumber: Nabi Muhammad di Hati Sahabat/ Penulis: Walid al-A’zhami/ Penerbit: Qalam/ 2016