JIKA Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menyeru manusia kepada Allah Ta’ala, membaca Al-Qur’an dan memperingatkan orang-orang Quraisy tentang siksa yang me nimpa umat-umat terdahulu, maka An-Nadhr bin Al-Harits salah seorang Quraisy, akan melaksanakan hal yang sama, kemudian bercerita kepada manusia tentang Rustum As-Sindid, tentang Isfandiyar dan raja-raja Persia.
Setelah itu, ia berkata, “Demi Allah, ceramah Muhammad tidaklah lebih baik daripada ceramahku. Ucapan Muhammad hanyalah dongeng-dongeng orang-orang dulu. Aku mampu menuliskan dongeng-dongeng sebagaimana ia menuliskan dongeng-dongeng tersebut.”
Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat tentang dirinya:
وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلَىٰ عَلَيْهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
قُلْ أَنْزَلَهُ الَّذِي يَعْلَمُ السِّرَّ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ إِنَّهُ كَانَ غَفُورًا رَحِيمً
BACA JUGA: Ingatlah 3 Nasihat Rasulullah Ini
Dan mereka berkata: “Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan, maka dibacakanlah dongengan itu kepadanya setiap pagi dan petang.” Katakanlah: “Al Quran itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Furqan: 5-6).
Allah Ta’ala juga menurunkan ayat berikut perihal An-Nadhr bin Al-Harits,
إِذَا تُتْلَىٰ عَلَيْهِ آيَاتُنَا قَالَ أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ
Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: “(Ini adalah) dongeng-dongengan orang-orang dahulu kala.” (QS. al-Qalam: 15).
Allah Ta’ala juga menurunkan ayat berikut perihal An-Nadhr bin Al-Harits:
وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ
يَسْمَعُ آيَاتِ اللَّهِ تُتْلَىٰ عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا ۖ فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih. (QS. Al-Jatsiyah: 7-8).
Pernah suatu hari, Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam duduk-duduk dengan Al-Walid bin Al-Mughirah di masjid, tiba-tiba tanpa disadari datanglah An-Nadhr bin Al-Harits kemudian dia duduk bersama mereka berdua. Saat itu ada beberapa orang Quraisy yang berada di masjid. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam berbicara kepada mereka, namun pembicaraan beliau diganggu oleh An-Nadhr bin Al Harits. Kemudian Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam menegurnya hingga membuat ia diam. Baru setelah itu, beliau membacakan ayat berikut kepadanya dan kepada orang-orang Quraisy lainnya:
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ
لَوْ كَانَ هَٰؤُلَاءِ آلِهَةً مَا وَرَدُوهَا ۖ وَكُلٌّ فِيهَا خَالِدُونَ
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَهُمْ فِيهَا لَا يَسْمَعُونَ
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. Andaikata berhala-berhala itu tuhan, tentulah mereka tidak masuk neraka. Dan semuanya akan kekal di dalamnya. Mereka merintih di dalam api dan mereka di dalamnya tidak bisa mendengar. (QS. al-Anbiya’: 98-100).
BACA JUGA: Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan
Rasulullah Shallallahu ‘alihi wasallam lalu berdiri, pada saat yang bersamaan datanglah Abdullah bin Az-Zaba’ra As-Sahmi kemudian ia duduk.
Al-Walid bin Al-Mughirah berkata kepada Abdullah bin Az-Zaba’ra, “Demi Allah, tadi An-Nadhr bin Al-Harits seperti patung yang tak bisa bergerak akibat perkataan anak Abdul Muththalib. Muhammad mengatakan bahwa kita dan tuhan-tuhan sesembahan kita ini akan menjadi bahan bakar Jahannam.” []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media