WAHAI para Orang tua, pernahkah Anda membaca atau mendengar puisi di bawah ini? Pahamilah makna nya,
Oleh Dorothy Law Nolte, Ph.D.
Jika anak-anak hidup dengan celaan, mereka belajar untuk memaki.
BACA JUGA: Gejala Anak Alami Masalah Pendengaran
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar berkelahi.
Jika anak-anak hidup dengan cemoohan, mereka belajar merasa rendah diri.
Jika anak-anak hidup dengan penghinaan, mereka belajar menyesali diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar menahan diri.
Jika anak-anak hidup dengan dorongan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan sebaik-baiknya perlakuan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa aman, mereka belajar menaruh kepercayaan.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk mencintai.
Jika anak-anak hidup dengan dukungan, mereka belajar untuk menyukai diri mereka sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kemurahan hati.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar kebenaran.
Jika anak-anak hidup dengan ramah, mereka belajar bahwa dunia adalah tempat yang baik untuk hidup.
Anda harus tahu bahwa anak-anak memang akan menjadi seseorang sesuai perlakuan yang mereka terima sejak kecil. Karakter dan sikap anak tidak ditentukan oleh status dan jumlah kekayaan orang tuanya.
BACA JUGA: 5 Tips Bangun Komunikasi yang Baik dengan Anak
Anak ibarat sebuah spons yang menyerap air disekelilingnya, dimana ia diletakkan. Ia akan menyerap semua perkataan, perbuatan, kebiasaan, dan cara berpikir orang-orang yang ada di sekelilingnya, baik orang tua maupun masyarakat. []