BAYI yang berbicara memberi kesaksian untuk Juraij, saat tengah disusui ibunya. Tiba-tiba lewatlah di hadapan mereka seorang laki-laki tampan dengan kendaraan yang mewah. Kagum dengan penampilan lelaki itu, sang ibu pun berdoa, “Ya Allah, jadikan anakku seperti orang ini”.
Mendengar doa ibunya tersebut, si bayi berhenti menyusu dan menghadap melihat laki-laki yang lewat tersebut. “Ya Allah jangan jadikan aku seperti dia,” ucapnya. Diapun kemudian kembali menyusu kepada ibunya.
BACA JUGA: Kisah Bayi yang Membela Orang Shaleh
Tak berselang lama, lewatlah sekelompok orang menyeret dan memukuli seorang gadis. “Pezina! Pencuri! Demikian mereka mengata-ngatai perempuan itu.
”Hasbiyallaah wa ni’mal wakiil. Cukuplah Allah bagiku. Dialah sebaik-baik yang mengatur urusanku” hanya kata-kata itu yang diucapkan si perempuan.
Menyaksikan pemandangan itu, si ibu berdoa lagi memohon kepada Allah, “Ya Allah, jangan jadikan anakku seperti perempuan itu”.
Seperti tak setuju dengan doa sang ibu, si bayi melihat ke arah perempuan tadi dan berkata, “Ya Allah, jadikan aku seperti perempuan itu.”
BACA JUGA: Ya Allah, Ibuku atau Shalatku?
Sang ibu heran dengan kata-kata anaknya itu. Mengapa permintaannya bertolak belakang dengan doanya.
“Kenapa kamu ini, Nak. Saat datang orang dengan penampilan baik kamu minta tidak dijadikan seperti dia. Saat datang orang dengan pemandangan yang buruk kamu malah ingin sepertinya.”
“Ibu,” jelas anak itu, “Laki-laki yang cakep dan mewah itu dia adalah orang yang kasar dan semena-mena kepada orang lain. Sedangkan perempuan yang dituduh berzina itu dia suci dan bersih dari tuduhan keji tersebut”. []
K.H. Marfu Muhyiddin Ilyas, MA
A’wan PCNU Kabupaten Purwakarta Jawa Barat
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah dan Perguruan Tinggi Muhajirin
IG: @guru4ngaji