RIYADH – Raja Salman bin Abdul Aziz mengangkat anaknya Mohammed bin Salman sebagai putra mahkota pada Rabu (21/06/2017) kemarin. Ini menandai hilangnya kesempatan sepupunya, Muhammad bin Nayef (57) untuk memegang kendali kekuasaan selanjutnya di Arab Saudi yang menjadi putra mahkota sebelumnya.
Menurut sebuah keputusan kerajaan yang dikeluarkan oleh Saudi Press Agency, Mohammed bin Salman (31) juga ditunjuk sebagai wakil perdana menteri, dan tetap menjadi menteri pertahanan.
“Sementara Mohammed bin Nayef, seorang penegak hukum veteran yang dianggap baik oleh Barat karena upayanya memerangi Al-Qaidah, diberhentikan dari jabatannya sebagai menteri dalam negeri,” kata keputusan tersebut.
Televisi Saudi menunjukkan perubahan pemegang tampuk kekuasaan di Saudi itu secara damai dan mendapat dukungan keluarga. Hal ini untuk menghindari penilaian negatif bahwa terjadi perpecahan internal dalam keluarga kerajaan. Sepanjang pagi ditayangkan video Mohammed bin Nayef yang berlutut dan mencium tangan sepupunya yang lebih muda.
“Saya puas,” kata Mohammed bin Nayef. Mohammed bin Salman menjawab: “Kami tidak akan lupa untuk menerima bimbingan dan nasihat Anda.”
Untuk menenangkan keluarga, keputusan terkait pengangkatan tersebut sebenarnya memiliki sebuah klausul yang menyebutkan bahwa Mohammed bin Salman tidak akan diizinkan untuk menunjuk salah satu putranya sendiri sebagai pengganti.
Penunjukan Mohammed bin Salman, mengalami dua tahun yang penuh gejolak sejak ayahnya (81) naik tahta dan mengangkat dirinya sebagai wakil putra mahkota atau putra mahkota urutan kedua setelah bin Nayef.
Keputusan penunjukan bin Salman diumumkan bersamaan dengan perpanjangan libur Idul Fitri sepekan, dari 10 sampai 17 hari.[]
Sumber:Aawsat