USIA anak ini sekarang 10 tahun. Tahun lahirnya sama dengan Islampos. Hanya selisih 1 bulan saja. Saat itu, sebulan lahiran dia, untuk biaya berobat dia, kami sekeluarga ga punya apa-apa. Tabungan buat beli tanah, habis. Komputer dan motor dijual. Saya baru berenti kerja dari Eramuslim. Islampos baru aja berdiri. Belum ada iklan. Ngap-ngapan. Empat karyawan, digaji hanya 400 ribu sebulan.
Dua bulan setelah itu, 2012, satu motor Honda Supra gress, hadir depan rumah. Berikutnya, ada laptop apple. Berikutnya nyicil bayar tanah seluas 120M, walau baru didirikan rumah empat tahun kemudian. Ga ada riba. Ga pake lama. 13 tahun tinggal dari satu kontrakan ke kontrakan lain, alhamdulillah, bisa menempati rumah titipan dari Allah.
BACA JUGA: 2 Pekan, Aku dan Istriku
Tahun 2011 itu, saya percaya diri banget. Punya kerjaan. Nabung. Dapet 32 juta. Rencana beli tanah dulu. Tapi, satu Jumat sore, saya ngukur tanah. Sabtu sore mau kasih uangnya. Sabtu pagi, anak ini, yang baru berusia 7 hari, nangis ga berenti-berenti. Bawa ke rumah sakit ke rumah sakit lain selama dua hari. Senin, dirujuk ke RSHS Bandung. Rabu, masuk Hermina Pasteur. Ongkosnya musti terus inden satu hari 7 juta. Semua tabungan habis. Rencana beli tanah langsung nguap.
Saya mikir. Saya ikhlas.
Total 21 hari di RS, 72 juta. Duit segitu kan ga kecil buat saya. 40 juta sisanya, Allah kirim guru, sahabat dan keluarga, yang bantu nutupin.
Benerlah, setelah badai, selalu ada anugerah-anugerah dari Allah. Dua bulan dari ga punya apa-apa itu, Allah kasih semua yang pernah saya minta dalam doa di setiap malam. Mungkin ujiannya, kamu diminta ikhlas dulu atau nggak. Itu pelajaran besarnya buat saya.
Anak ini, yang sewaktu bayi nafasnya tinggal satu-satu dengan 40 selang di sekujur tubuhnya, saya tetep berujar, “Kamu akan sehat. Kamu akan jalan-jalan denganku di Situ Buleud pagi-pagi, kamu akan bersepeda denganku, kamu akan belajar hal-hal pertama dariku”, nyaris tiada pernah aku bisa berkonflik dengannya. Dia tau betul itu. Dia memanfaatkan kelemahan saya itu. Pada dua kakanya, jika ada yang salah, saya bicara. Tapi sama anak ini, saya suka diam.
BACA JUGA: Perbaiki Hubunganmu Sama Allah, Allah Perbaiki Semua Hidupmu …
Pernah suatu kali, pekan lalu, saya berkonflik dengannya sewaktu makan. Apa yang terjadi? Dianya sih oke. Kami baikan lagi dalam kurang dari 5 menit. Tapi, ibunya yang ga oke. Diemin saya. Saya bingung, kalau dia lagi konflik sama anak-anak, saya pasti belain dia. Kok saya konflik sama anak, dia malah ga bela saya. Saat saya konfirmasi, dia bilang, “Benerlah kata orang, seorang ibu, ga pernah rela kalau anaknya dijahatin. Termasuk sama bapaknya.”
Lhaa….
Dari sebuah kamar jendela rumah sakit yang dingin, saya pernah menulis ulang perkataan JK Rowling: Anak yang bertahan hidup. []