Oleh: Hj. Ir. Dini Sumaryanti
Inspirator Orang Tua Hebat
BERBICARA mengenai anak, Allah swt. mengingatkan kita dalam surat An Nissa ayat 9.
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا
اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
Mengapa harus takut meninggalkan anak-anak yang lemah?
BACA JUGA: Saat Banyaknya Anak-anak Hasil Perzinaan
Karena anak adalah argo pahala dan dosa yang terus berjalan. Walau kita sudah terbujur kaku tak bernyawa, misalnya anak tidak sholat (Naudzubillah mindzalika) dan tidak sholat karena orang tuanya tidak mengajarinya. Maka orangtuapun terus bertambah dosanya sebanyak sholat yg ditinggalkan sang anak.
Demikian juga maksiat-maksiat yang lain. Yang dilakukan anak karena orang tua tak menanamkan akidah yang kuat. Sehingga ananda mudah tergelincir dalam maksiat semisal pacaran, pergaulan bebas, menyontek, sogok menyogok, terlibat riba dan yang lainnya.
Terlebih lagi jika anak tersebut adalah anak perempuan. Islam sangat menjaga dan memuliakan para wanita, dengan aturan-aturannya . Semisal keluar rumah wajib ijin wali (maka, setiap perempuan pasti memiliki penjaga atau wali). Wajib menjaga kehormatannya dengan menutup aurat. Tidak bergaul bercampur baur dengan laki-laki yang bukan mahrom, jika bepergian dalam perjalanan lebih dari 24 jam wajib ditemani mahrom. Semua hukum ini bertujuan memuliakan wanita.
Jika semua hal diatas dilanggar sampai dia menikah, karena tak di ajari sejak kecil maka argo dosapun terus mengalir pada sang ayah.
Jika sudah menikah, penjaganya beralih pada suaminya dan seluruh dosanya akan menjadi tanggungan sang suami.
Pantaslah jika Rasulullah Sholallahu’alaihi wassalam pernah berwasiat tentang anak perempuan. diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahuanha, ia berkata,
جَاءَتْنِى امْرَأَةٌ وَمَعَهَا ابْنَتَانِ لَهَا فَسَأَلَتْنِى فَلَمْ تَجِدْ عِنْدِى شَيْئًا غَيْرَ تَمْرَةٍ وَاحِدَةٍ فَأَعْطَيْتُهَا إِيَّاهَا فَأَخَذَتْهَا فَقَسَمَتْهَا بَيْنَ ابْنَتَيْهَا وَلَمْ تَأْكُلْ مِنْهَا شَيْئًا ثُمَّ قَامَتْ فَخَرَجَتْ وَابْنَتَاهَا فَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- فَحَدَّثْتُهُ حَدِيثَهَا فَقَالَ النَّبِىُّ-صلى الله عليه وسلم- « مَنِ ابْتُلِىَ مِنَ الْبَنَاتِ بِشَىْءٍ فَأَحْسَنَ إِلَيْهِنَّ كُنَّ لَهُ سِتْرًا مِنَ النَّارِ
“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa 2 anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali satu buah kurma. Kemudian aku berikan sebuah kurma tersebut padanya. Wanita tersebut menerima kurmanya dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya.
BACA JUGA: UAS: Berilah Nama Terbaik bagi Anak
Lalu wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shalallahualaihi wasallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka (H.R Muslim 2629).
Dari sahabat Anas bin Malik, nabi bersabda:
مَنْ عَالَ جَارِيَتَيْنِ حَتَّى تَبْلُغَا جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَا وَهُوَ وَضَمَّ أَصَابِعَهُ
“Barangsiapa yang mengayomi dua anak perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas bin Malik berkata : Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim 2631).
BACA JUGA: Kepergok Anak ketika Berhubungan, Bagaimana?
Barang siapa yang mendidik anak perempuannya dengan baik, maka itu dapat mengantarkannya ke dalam surga.
Luar biasa dampaknya. Anak bisa jadi Argo pahala yang terus berjalan. Tapi juga bisa jadi Argo dosa yang terus berjalan. Wallahua’lam bissowab. []