PRESIDEN Rusia Vladimir Putin (71) kembali melontarkan ancaman terbaru untuk negara-negara Barat. Dia menyatakan Rusia siap perang nuklir setiap saat.
Putin mengingatkan negara-negara Barat terkait perang yang masih terjadi di Ukraina. Menurutnya, jika Amerika Serikat (AS) mengirimkan pasukannya ke Ukraina maka Rusia menganggap langkah itu sebagai eskalasi perang yang signifikan.
Untuk diketahui, Rusia melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari 2022.
Dilansir Reuters, Putin juga mengatakan bahwa skenario perang nuklir tidak “terburu-buru” dan menyatakan dirinya saat ini tidak melihat perlunya penggunaan senjata nuklir di Ukraina. Pernyataan itu disampaikan Putin pada Rabu (13/3/2024) waktu setempat.
Komentar itu disampaikan beberapa hari sebelum pemilu Rusia digelar pada 15-17 Maret, yang diprediksi akan memberikan kekuasaan enam tahun lagi bagi Putin.
BACA JUGA:Â Pemberontakan Terhadap Putin Gagal, Bos Wagner saat Ini Tidak Diketahui Rimbanya
“Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap,” tegas Putin saat menjawab pertanyaan televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA ketika ditanya apakah Rusia benar-benar siap menghadapi perang nuklir.
Lebih lanjut, Putin menyebut AS memahami jika mereka mengerahkan pasukan militer di wilayah Rusia, atau Ukraina, maka Moskow akan menganggap langkah semacam itu sebagai intervensi.
“(Di Amerika Serikat) Terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis. Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru menuju hal tersebut (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu,” ucapnya.
Perang di Ukraina telah memicu krisis terdalam untuk hubungan Rusia dengan negara-negara Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962 silam. Putin telah beberapa kali memperingatkan negara-negara Barat soal risiko memprovokasi perang nuklir jika mereka mengirimkan pasukan untuk bertempur di wilayah Ukraina.
Dalam wawancara tersebut, Putin menegaskan kembali bahwa penggunaan senjata nuklir diuraikan dalam doktrin nuklir Kremlin, kebijakannya mengatur keadaan di mana Rusia mungkin menggunakan senjatanya.
“Senjata ada untuk digunakan. Kami memiliki prinsip kami sendiri,” ucapnya.
Namun demikian, Putin juga mengatakan bahwa Rusia tidak pernah menghadapi kebutuhan untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina, di mana konflik berkobar sejak Februari 2022 saat Rusia melancarkan invasi militernya.
“Mengapa kita perlu menggunakan senjata pemusnah massal? Tidak pernah ada kebutuhan seperti itu,” tandasnya.
Bukan Ancaman Pertama
Putin telah mengingatkan tentang risiko “nyata” perang nuklir jika Barat meningkatkan konflik di Ukraina. Putin juga mengucapkan soal risiko perang nuklir pada akhir bulan lalu.
Dalam pidatonya di Moskow pada Kamis (29/2), pemimpin Rusia tersebut mengatakan pasukannya terus bergerak maju di Ukraina. Putin pun mengingatkan Barat akan “konsekuensi tragis” bagi negara mana pun yang berani mengirim pasukan ke Ukraina.
“Mereka telah mengumumkan kemungkinan pengiriman kontingen militer Barat ke Ukraina… Konsekuensinya terhadap kemungkinan intervensi ini akan jauh lebih tragis,” kata Putin dalam pidato tahunan kenegaraan, seperti dikutip dari kantor berita AFP, Kamis (29/2).
“Mereka pada akhirnya harus menyadari bahwa kita juga memiliki senjata yang dapat mengenai sasaran di wilayah mereka. Segala sesuatu yang dilakukan Barat menciptakan ancaman nyata berupa konflik penggunaan senjata nuklir, dan dengan demikian menghancurkan peradaban,” ujar Putin.
Komentar Putin ini tampaknya merupakan respons terhadap penolakan Presiden Prancis Emmanuel Macron awal pekan ini untuk mengesampingkan pengiriman pasukan ke Ukraina. Pernyataan Macron ini menuai penolakan dari para pemimpin di Eropa.
Putin Terbangkan Pesawat Pengebom Nuklir
Sebelumnya, Putin tampil menerbangkan sebuah pesawat pengebom strategis berkemampuan nuklir Tu-160M yang telah dimodernisasi, Kamis (22/2). Hal ini kemungkinan akan dipandang oleh negara-negara Barat sebagai pengingat akan kemampuan nuklir Moskow.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (23/2), pesawat pengebom berukuran besar, yang diberi nama sandi “Blackjacks” oleh aliansi militer NATO, merupakan versi modern dari pesawat pengebom era Perang Dingin yang digunakan oleh bekas Uni Soviet jika terjadi perang nuklir untuk mengirimkan senjata dalam jarak jauh.
BACA JUGA:Â Berpidato di Hari Persatuan Nasional Rusia, Vladimir Putin Kutip Ayat Alquran
Tayangan televisi pemerintah Rusia menunjukkan Putin menuruni tangga dari pesawat pengebom Rusia itu setelah penerbangan, dan mengatakan kepada wartawan bahwa pesawat itu merupakan pesawat yang bisa diandalkan dan modern yang bisa diterima oleh Angkatan Udara Rusia.
“Ini adalah mesin baru, banyak hal baru. Lebih mudah untuk dikendalikan. Dapat diandalkan,” sebut Putin.
Momen Putin menerbangkan pesawat pengebom itu terjadi saat Rusia dan negara-negara Barat sedang berselisih soal perang di Ukraina dan kematian tokoh oposisi Alexei Navalny di penjara.
Televisi pemerintah Rusia dalam tayangannya menampilkan sebuah pesawat raksasa, yang disebut oleh Moskow sebagai “Angsa Putih”, lepas landas dan mendarat di landasan pacu milik sebuah pabrik pembuat pesawat supersonik modern itu di Kazan. []
SUMBER: DETIK