ISLAM bukan hanya memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga, tetapi melarang kita untuk menyakitinya.
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, hendaklah dia tidak menyakiti tetangganya,” (HR. Bukhari)
“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.” “Siapakah, Rasulullah?” Tanya sahabat. “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya,” jawab beliau, (HR. Bukhari).
Dalam hadis ini terdapat penegasan untuk memelihara hak-hak tetangga dan tidak menyakiti mereka. Hal itu terdapat pada sumpah Rasulullah SAW. yang sampai diulang tiga kali.
Kewajiban terhadap tetangga bukan hanya tidak menyakiti mereka saja, tetapi juga bersabar atas perlakuan mereka yang tidak berkenan di hati. Rasulullah SAW. memberitahu bahwa orang yang sabar terhadap perlakuan tetangganya yang menyakitkan tergolong ke dalam tiga orang yang dicintai Allah SWT.
“Tiga orang yang dicintai oleh Allah SWT: … orang yang memiliki tetangga yang menyakitinya lalu dia sabar atas perlakuan itu hingga maut atau perjalanan jauh memisahkan keduanya.” (al-Jami’ ash-Shaghir).
Rasulullah SAW menganggap orang yang menyakiti tetangganya sebagai orang yang tidak beriman. Hal ini sejatinya adalah penegasan bagi kita untuk menghormati hak-hak tetangga, dan menyakiti mereka termasuk ke dalam dosa yang besar. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara tetangga yang shaleh dengan yang jahat. Sikap yang tepat untuk tetanggga yang shaleh adalah berbuat baik, memberikan nasihat dan hadiah, tidak menyakitinya.
Sedangkan sikap bagi tetangga yang jahat adalah mencegahnya untuk berbuat keji dengan cara yang baik, sesuai dengan tingkatan amal maruf nahi mungkar. Menasehati tetangga kafir dengan memaparkan Islam, menjelaskan kebaikan-kebaikannya, dan mengajaknya dengan cara yang lembut. Adapun cara menasehati tetangga yang fasik adalah menjelaskan perbuatannya dengan hati-hati, rahasiakanlah kesalahannya dari orang lain, dan cegah dia dengan cara yang lembut. Apabila cara ini tidak berhasil, jauhi dia agar dia sadar dan beritahu alasan kenapa kita menjauhinya. []
Sumber: Kiat Menjadi Muslimah Seutuhnya/karya: Adnan Tharsyah/Penerbit: Senayan Publishing