MENURUT kamus bahasa inggris Universitas Cambridge, multi tasking adalah kemampuan seseorang untuk melakukan lebih dari 1 pekerjaan dalam 1 waktu. Sedangkan mono-tasking adalah melakukan 1 pekerjaan dalam 1 waktu.
Jika kita merenungi riwayat Rasulullah SAW, selalu kita terpukau dengan keproduktifitasan beliau. Beliau adalah seorang nabi, seorang guru, seorang ayah, seorang teman, seorang suami, seorang pemimpin. Begitu banyak peran dalam hidupnya , apakah rahasia keproduktifitasannya? apakah beliau seorang yang bekerja secara multi tasking? atau mono tasking?
BACA JUGA: Rumah yang Menjadi Sumber Adab bagi Kaum Muslimin
Professor Earl Miller, seorang neuroscientist dari Massachusetts institute of technology, melakukan penelitian terhadap otak beberapa tahun lepas, menyimpulkan bahwa otak manusia hanya bisa focus pada satu atau dua hal pada saat disugukan beberapa hal sekaligus. dengan kata lain, sebanyak apapun pekerjaan yang bisa kita lakukan dalam 1 waktu, hanya 1 atau 2 pekerjaan saja yang bisa mendapat perhatian secara menyeluruh. Tidak hanya mempengaruhi kesehatan mental, berpindah dari 1 tugas ke tugas yang lain, bahkan menyebabkan kita bekerja kurang efisien.
Hebatnya suri tauladan kita Rasulullah SAW, secara tidak langsung telah mencontohkan kita untuk bekerja secara mono-tasking. Melalui kisah riwayat Rasulullah SAW tidak pernah ditemukan bukti bahwa Rasulullah SAW melakukan multi-tasking. Beliau selalu focus secara penuh pada satu pekerjaan atau seseorang pada satu waktu. Pada saat beliau shalat, beliau konsentrasi penuh pada shalatnya, pada saat beliau bersama keluarganya, beliau hadir secara fisik maupun mental, pada saat beliau berperang, beliau penuh dengan komitmennya membela agama Allah SWT.
Sheikh Tawfique Chowdhury pada salah satu ceramahnya mengatakan “pernahkan kita mendengar istri-istri Rasulullah mengeluh bahwa nabi Muhammad SAW tidak cukup waktu bersama mereka? tentunya tidak, hal ini dikarenakan bahwa nabi Muhammad menghabiskan waktu secara berkualitas dengan keluarganya. Walaupun beliau sangat sibuk dengan banyaknya peran beliau, tapi beliau focus terhadap tugas-tugasnya secara tersendiri, dalam 1 waktu, dan pikiran beliau tidak terpecah pecah.
Jadi bagaimana mencapai mono-tasking dan bagaimana cara menumbuhkan kebiasaan mono tasking? dikutip dari productivemuslim memberikan beberapa kiat untuk bisa mono-tasking,
1. Perhatian penuh
Sebelum kita melakukan sesuatu, mulailah dengan perhatian penuh. Terkadang kita melakukan sesuatu hal, tapi pikiran kita memikirkan pekerjaan yang lain, hal ini bisa dikatakan bahwa kita kurang mempunyai perhatian penuh terhadap tugas tersebut. Perhatian penuh adalah langkah awal menuju produktifitas.
2. Hilangkan hal-hal yang bisa mengganggu konsentrasi
Jika kita akan membaca sesuatu, usahakan hanya ada diri kita dan buku tersebut. Jika kita ingin membaca email, tutup website-website lain dan hanya buka email kita. Jika kita makan, maka matikan computer dan televisi di depan kita.
3. Pilih berdasarkan prioritas
Jangan langsung melakukan suatu tugas, tapi berikan kesempatan diri kita untuk berpikir, apakah kita perlu melakukan dua tugas secara bersamman? apakah kita memang perlu mengaktifkan handphone pada saat kita belajar? hal mana yang paling penting untuk dilakukan?
4. Berusaha sekuat tenaga
Jika kita sedang beribadah, maka lakukanlah dengan konsentrasi penuh. lakukan segala daya dan upaya untuk melakukan aktifitas tersebut. Jika kita sedang melakukan percakapan, maka dengarkanlah secara seksama.
BACA JUGA: Muslimah Berobat pada Dokter Pria, Bagaimana?
5. Latihan
Mono-tasking bukanlah hal yang bisa dilakukan dalam waktu satu hari, perlu latihan terus menerus. Tapi kita harus memulainya dari sekarang dari hal yang sekecil mungkin.
6. Tidak lupa berdoa ke Allah SWT
Tentunya segala usaha kita tujukan kepada dan meminta ke Allah SWT. Semoga dengan usaha untuk meningkatkan produktifitas ini, kita tidak menjadi orang yang rugi karena menyia-nyiakan umur dan waktu kita. []
SUMBER: PENGUSAHAMUSLIM