SEPERTI yang kita ketahui, bahwa mengendalikan marah bukanlah hal yang mudah. Bahkan Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang paling kuat bukanlah mereka yang pandai bergulat tapi mereka yang mampu menahan amarahnya. Al-Bukhari pun pernah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, bahwa seseorang pernah berkata kepada Rasulullah, “Nasihatilah aku.” Rasulullah bersabda, “Jangan marah.” Rasulullah mengulang kata-kata itu.
Jika marah ini diibaratkan sebagai penyakit, maka kita membutuhkan obat penawar bagi penyakit marah ini. Dan Rasulullah mengajari kita mengenai beberapa obat penawar pada saat kita marah.
BACA JUGA: Kendalikan Amarahmu
1. Obat penawar yang pertama adalah membaca Ta’awudz untuk memohon perlindungan kepada Allah dari setan.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurd, ia bercerita bahwa ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah ada dua orang laki-laki yang sedang mengumpat. Salah seorang di antara mereka tampak memerah wajahnya dan urat-urat lehernya membesar. Rasulullah pun bersabda, “Aku akan mengajarkan satu kalimat yang andaikan ia membacanya, niscaya apa yang dialaminya itu pergi darinya. Seandainya ia mengucap ‘Audzubillahi minasy syaithan,’ (aku berlindung kepada Allah dari setan), tentulah apa yang dialaminya itu pergi darinya.” Orang-orang lalu berkata kepada lelaki itu bahwa Rasulullah bersabda, “Mintalah perlindungan kepada Allah dari setan!” orang itu menukas, “Memangnya aku ini orang gila.” (HR. Muttafaq Alaih).
2. Kemudian obat penawar yang kedua ketika marah adalah mengubah posisi. Diriwayatkan dari Abu Dzar, ia berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Jika masing-masing kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk. Jika marah sudah pergi darinya (maka cukuplah itu). Tetapi, jika tidak maka hendaklah ia berbaring.” (HR. Abu Dawud).
BACA JUGA: Penyesalan Amarah
3. Nah obat penawar ketika marah yang ketiga adalah bersabar. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkenaan dengan firman Allah swt. “Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik.” (QS. Fushshilat : 34). Ia menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah bersabar saat marah dan memberi maaf di saat menerima perlakuan buruk. Jika mereka mampu melakukan semua itu, niscaya Allah melindungi mereka dan menundukkan musuh-musuh mereka layaknya sahabat akrab saja.
Semoga kita senantiasa menjadi orang-orang yang mampu mengendalikan amarah kita. Sehingga Allah balas semua usaha kita dengan berlipat ganda pahala. []
Sumber: Tipu Daya Wanita/Yusuf Rasyad/Pustaka Al-Kautsar