RASULULLAH Shallalahu ‘alaihi wasallam tanpa henti terus menyeru kaumnya kepada Islam, berdialog, berdiskusi dan berdebat dengan mereka. Kemudian Zam’ah bin Al-Aswad, An-Nadhr bin Al- Harits, Al-Aswad bin Abdu Yaghuts, Ubay bin Khalaf dan Al-Ash bin Wail berkata kepada beliau, “Andai saja Allah mengutus kepada kami malaikat yang berbicara tentang dirimu dan bisa dilihat bersama dirimu?”
BACA JUGA: Jin yang Menjadi Juru Dakwah
Atas ucapan itu, Allah ‘Azza wa Jalla menurunkan ayat:
وَقَالُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ مَلَكٌ ۖ وَلَوْ أَنْزَلْنَا مَلَكًا لَقُضِيَ الْأَمْرُ ثُمَّ لَا يُنْظَرُونَ
وَلَوْ جَعَلْنَاهُ مَلَكًا لَجَعَلْنَاهُ رَجُلًا وَلَلَبَسْنَا عَلَيْهِمْ مَا يَلْبِسُونَ
Dan mereka berkata: “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) seorang malaikat?” dan kalau Kami turunkan (kepadanya) seorang malaikat, tentu selesailah urusan itu, kemudian mereka tidak diberi tangguh (sedikit pun). Dan kalau Kami jadikan rasul itu (dari) malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa laki-laki dan (jika Kami jadikan dia berupa laki-laki), Kami pun akan jadikan mereka tetap ragu sebagaimana kini mereka ragu.” (Al-An’am: 8-9). []
Referensi: Sirah Nabawiyah perjalanan lengkap Kehidupan Rasulullah/ Asy Syaikh Al Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al Albani/ Akbar Media