Oleh: M Hamka Syaifudin
Mahasiswa STIT Hidayatullah Batam
SEORANG lelaki tangguh, bermandikan keringat dan darah. Dalam jiwanya selalu mengalir deras harapan dan kesuksesan untuk anak-anaknya.
Ia melihat mentari di siang hari sebagai teman bercanda, dan kelamnya malam sebagai rindu untuk mencurahkan hati dalam kesunyian.
Setiap kita pasti punya beribu kisah tentang perjuangan seorang ayah. Bagaimana tidak, setiap nafas kehidupan ia selalu ada dan menuntun perjalanan hidup ini. Bila kita terjatuh ia dapat menggenggam tangan dengan erat, bila kita bersedih ia menjadi sang inspirator. Bila kita takut dengan malam ia datang memeluk mimpi kita dalam pembaringan.
Namun terkadang juga kita sebagai anak jarang memikirkan kehidupannya. kita terlena dengan dunia sendiri, tak mau lagi mempedulikan dirinya. Kita begitu merasa paling benar dan paling tahu ketika nasehat-nasehat keluar dari lisannya. Kita tak begitu peduli dengan perkataannya yang tulus itu, Â akibatnya dalam hati yang paling dalam ia menangis meraung- raung kepada Allah SWT.
Seorang anak perlu ketahui bahwa kewajiban berbakti kepada orangtua sangat tinggi nilainya di hadapan Allah SWT. Perkataan ah kepadanya saja di larang apalagi membentak, mencaci maki, apalagi rela membunuh orangtuanya sendiri.
Itu suatu dosa yang sangat besar di hadapan Allah SWT. termasuk perbuatan terlaknak dan anak yang durhaka, maka balasannya tidak ada selain neraka jahannam yang menyala-nyala.
Oleh sebab itu sebelum terlambat, Â mari kita bertanya kepada diri masing-masing apa yang sudah di lakukan untuk orangtua kita.
Apa bentuk perbuatan baik yang pernah membuat mereka tersenyum?
Amalan apa yang sudah kita kerjakan untuk memakaikan mahkota terindah di syurga untuknya?
Apakah doa -doa selalu kita panjatkan untuknya?
Apakah ada cita- cita besar yang membuat mereka bahagia dan merasa bangga punya anak yang sholeh dan sholehah?
Itulah sebabnya, mari bercermin dan bermuhasabah. Agar ada kontribusi yang kita lakukan untuk memudahkan mereka masuk ke dalam syurga.
Akhir-akhir ini di media cetak maupun online banyak sekali peristiwa-peristiwa yang kita saksikan. Ada anak yang rela memenjarakan ibunya hanya karena persoalan harta.
Ada anak-anak -anak yang rela membunuh orangtuanya sendiri. Dan masih banyak lagi peristiwa yang serupa.
Mengapa terjadi begitu? Karena rasa cinta kepada kedua orangtuanya sudah sirna dan hilang . Dan hal itu akan dapat membuat ia kehilangan keimanan pada Allah SWT. Dan menjadi penghalang datangnya hidayah Allah.
Kewajiban Seorang anak adalah harus tunduk, patuh dan berbakti kepada orangtua sebab, murka dan keridhaan Allah ada pada ridha orangtua juga. Maka jangan sekali -kali membuat air matanya jatuh diatas permukaan bumi ini. Jangan sampai orangtua merasa tersiksa dan terusik hati nya selama-lamanya. Jika orangtua saja tidak meridhoi kita bagaimana Allah mau meridhoi kita juga?
Oleh karena itu, sebelum semuanya terlambat, mari kita rawat mereka dengan penuh cinta kasih.
Mari kita jadikan mereka sebagai syurga kehidupan kita di dunia. Sebab jika tidak segera berbakti, maka hanya penyesalanlah yang kita dapatkan, dan pintu mencapai syurga tertutup bagi kita.
Mari bersama berbakti kepada orangtua.
Jangan sampai semuanya terlambat dan kita menyesali perbuatan itu dan berkata andai dahulu aku mencintainya. Wallahua’lam. []