Oleh: Erna Ummu Azizah
Komunitas Peduli Generasi dan Umat
HIDUP di dunia ini, siapa sih yang tak ingin punya keluarga, tetangga, sahabat dan semua orang-orang yang dicintai sama-sama berada di jalan Allah?
Seperti halnya baginda Rasulullah SAW. Setiap hari, setiap waktu, setiap saat, mulai dari orang-orang terdekat. Sedikit demi sedikit beliau menyampaikan apa yang Allah perintahkan.
Dengan penuh cinta dan kasih sayang. Beliau tak pernah lelah berdakwah. Semua karena cinta. Rasulullah begitu cinta kepada Allah, maka apapun yang Allah perintahkan akan dilakukan. Itu semua semata karena mengharap ridhoNya. Dan, Rasulullah pun begitu cinta kepada kita, umatnya.
BACA JUGA: Hidayah; dari mana dan untuk Siapa?
Beliau mengajak keluarganya, tetangganya, sahabat-sahabatnya. Beliau sampaikan dengan penuh kelembutan. Rasulullah tak pernah mengajarkan dakwah dengan paksaan apalagi dengan kekerasan.
Beliau membina orang-orang terkasihnya dengan ajaran Islam. Islam yang kaffah, yang sempurna dan paripurna. Mulai dari akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, ekonomi, pendidikan, sosial, hukum, politik, hingga pemerintahan.
Intinya, Rasulullah itu mengajarkan apa yang ada di dalam Al-Qur’an. Semua adab-adab dan aturan-aturan. Mulai dari bangun tidur hingga bangun negara. Semua ada tata caranya. Bukankah lengkap dan indah seperangkat aturan yang Allah turunkan? MasyaAllah..
Hanya saja, hidayah itu adalah kuasa Allah. Sangat mudah bagiNya untuk memberikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Sedangkan manusia, hanya Allah perintahkan untuk menyampaikan. Juga mendoakan. Selebihnya hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan.
Dan, hari ini jika orang-orang terkasih sudah kita sampaikan semua yang Islam ajarkan. Bahkan siang malam tak henti kita doakan. Kita sebut nama mereka di ujung sajadah kita. Namun mereka tak kunjung memperoleh hidayah..apa mesti kita bersedih?
Atau ketika ada sebagian manusia menuduh, memfitnah, bahkan menjadikan hal itu sebagai bahan cibiran dan ejekan. Apa lantas membuat kita jatuh, menyerah dan putus asa?
Coba ingatkan diri, bukankah baginda Rasulullah sendiri bukan tanpa cobaan ketika berdakwah kepada keluarga maupun orang-orang tercinta? Entah berapa banyak ejekan, hinaan, tuduhan dan fitnahan yang disematkan kepada beliau. Disebut orang gila, dukun, tukang sihir, pemecah belah, dsb.
Bahkan, bukan hanya fitnah kejam yang beliau dapatkan; kekerasan fisik pun beliau rasakan. Ditumpahi kotoran, dilempari batu hingga darahnya bercucuran, bahkan berusaha dilenyapkan dengan cara diracun maupun dengan senjata tajam. Ya Allah Ya Robb..
Jika dibanding perjuangan Rasulullah, kita mungkin belum seberapa. Bahkan ketika dakwah kita ditolak, atau ada keluarga dan orang-orang tercinta mengatakan kita lebay, sok alim, fanatik, ekstrim, radikal, teroris, dsb. Di zaman sekarang itu biasa. Husnudzon aja, mungkin karena mereka belum paham.
Atau ketika ada orang-orang fasik dan dengki yang mengatakan, “Jangan suka sok sok-an dakwah ke orang. Keluarga sendiri aja masih banyak maksiat. Ceramahin dulu tuh keluarga!!”
Memang betul, keluarga itu adalah orang terdekat yang tentunya mereka adalah orang-orang pertama yang diseru. Namun, tugas manusia itu hanya menyampaikan dan mendoakan, masalah hidayah itu Allah yang punya kuasa.
Bukankah baginda Rasulullah pun sangat menginginkan pamannya tercinta yaitu Abu Thalib mendapatkan hidayah? Namun Allah berkehendak lain. Hingga akhir hayatnya, ternyata paman beliau belum juga memperoleh hidayah.
Allah Ta’ala berfirman :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ ٨:٥٦
“Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak akan dapat memberi hidayah (petunjuk) kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi hidayah kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS. Al-Qashash [28] : 56)
Apakah Rasulullah sedih? Manusiawi. Tapi yakinlah bahwa Allah Maha tahu yang terbaik. Begitupun dengan kita hari ini. Jika ada keluarga dan orang-orang tercinta yang belum mendapat hidayah, jangan bersedih. Teruslah sampaikan kebenaran. Jangan pernah bosan mengajak kepada kebaikan. Dan tak lupa doakan.
BACA JUGA: Tercabutnya Hidayah Seorang Muslim
Kalau hari ini belum berubah, siapa tahu besok atau mungkin lusa dapat hidayah. Atau mungkin nanti pada saat yang tepat hidayah itu akan sampai kepada mereka. Insya Allah. Bersemangatlah!!
“Andai hidayah itu bisa kubeli, akan kubeli berkeranjang-keranjang untuk aku bagikan kepada mereka yang aku cintai.” (Imam Syafi’i) []