PEKANBARU–Sepekan sudah Ijaz (40), meninggalkan tiga anak perempuan untuk selama-lamanya. Sementara suaminya pergi dan menikah lagi dengan perempuan lain sejak anak ketiganya berusia empat bulan.
Kini, ketiga anak tersebut tinggal di Dusun Telayap, Desa Pangkalan Tampoi, Kecamatan Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Riau. Andini (14) yang merupakan anak pertama dari Ijaz pun terpaksa mengasuh kedua adik perempuannya, Sidratul Jannah (4 bulan), dan Purwanti (1 tahun 8 bulan).
Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah papan sederhana dengan dua pintu dan satu jendela.
Andini, gadis kecil berhijab itu memikul beban yang cukup berat, lebih berat dari usianya saat ini. Andini harus menjadi ibu, sekaligus bapak bagi kedua adiknya tercinta.
BACA JUGA:Â Aisyah Bersedih Melihat Kecantikan Wanita Ini
Ibunda tercinta, Ijaz, tutup usia setelah mencoba melawan penyakit Tubercolosis (TBC) akut.
Karena beberapa faktor, Andini terpaksa berhenti sekolah di kelas tujuh SMP. Andini memilih mengurusi kedua adiknya.
Di rumah terbuat dari kayu inilah Andini dan kedua adiknya tinggal usai ditinggal meninggal ibunda tercinta dan ayahnya menikah lalu pergi entah kemana.
Dedi Azwandi, pegiat sosial setempat sekaligus Wakil Ketua Yayasan Mualaf Center Riau, tak kuasa menahan kesedihan menceritakan kondisi Andini dan adik-adiknya yang harus menghadapi kenyataan pahit dan ujian serba berat tersebut.
“Andini bilang terlalu banyak kenangan di rumah itu untuk ditinggalkan,” kata Dedi.
Dedi mengatakan ia telah berusaha mengajak ketiga anak perempuan itu ke Kota Pangkalan Kerinci, ibu kota Pelalawan. Untuk menuju ke Pangkalan Kerinci, Andini bisa menempuh jarak selama 4 jam perjalanan.
Namun, kata Dedi, Andini sangat berat meninggalkan rumah dengan sejuta kenangan itu. Ia mengatakan, di Pangkalan Kerinci, nantinya Andini akan diasuh oleh keluarga yang siap menjaga mereka.
Dedi bercerita, sejumlah pihak juga telah menyalurkan bantuan kepada keluarga Andini. Bahkan, Badan Amil Zakat Sedekah Nasional (Baznas) menjamin pendidikan untuk Andini hingga ia mencicipi pendidikan tinggi lantaran semangat belajar Andini untuk belajar sungguh luar biasa, sebelum akhirnya ia memilih meninggalkan bangku sekolah.
BACA JUGA:Â Kisah Pilu Bung Karno; Sarapan Nasi Kecap pun Tak Ada
Namun, Andini lebih banyak diam dan masih belum bersedia meninggalkan rumah peninggalanya ibunya.
“Dia semangat sekolahnya bagus, tapi lebih memilih menjaga adiknya. Kita sedang berusaha mencari solusi terbaik dan membujuk Andini agar bersedia pindah,” lanjutnya.
Selain itu, Dedi juga berharap ada bantuan dari para tangan dermawan untuk membantu Andini dan adik-adiknya. Hanya bantuan itu yang dapat meringankan duka mereka bertiga. []
SUMBER: KUMPARAN