JAKARTA — Anggota Punk memang untuk sebagian orang dianggap kurang baik, Akan tetapi berbeda dengan Anggota Punk Muslim Surabaya.
Anggota Punk Muslim asal Surabaya Aditya Abdurrahman menuturkan, dakwah yang dilakukan komunitasnya lebih fokus pada mengajak daripada menghakimi orang lain. Menurut pria yang akrab disapa Aik itu, ada sedikit perbedaan antara gerakan Punk Muslim di Jakarta dan Surabaya.
“Selama ini, Punk Muslim di Jakarta lebih difokuskan sebagai wadah pembinaan bagi anak-anak punk jalanan (street punk). Sementara, di Surabaya kami lebih fokus pada pembinaan untuk anak-anak muda yang menjadi pecinta seni, seperti se ni musik dan seni visual yang mencakup ko mik, ilustrasi, mural, grafiti, dan lainlain,” ujarnya seperti dikutip dari Republika.
Dia menjelaskan, alasan penggunaan istilah Punk Muslim sebagai nama komunitas sebenarnya hanya untuk mewakili spi rit anak-anak muda yang gemar mela wan kemungkaran serta mengajak melaku kan hal-hal positif.
Punk di sini, kata Aik, tidaklah sesempit definisi punk yang terbatas dengan musik punkrock, rambut mo hawk, sepatu bot, dan jaket kulit. Tetapi, lebih kepada pengertian tentang semangat yang terkandung di dalam punk itu sendiri, yakni perlawanan.
“Sementara, kata ‘Muslim’ dipakai sebagai nama gerakan punk ini karena fakta nya mayoritas dari mereka memang beragama Islam, dan mereka ingin kembali de kat dengan ajaran Islam,” pungkasnya.[]