Oleh: Arya Jagad Pamungkas
aryajagadp@gmail.com
PERNAHKAH menonton Film Kingdom of Heaven? Film yang bercerita tentang Perang Salib dan perebutan kota Yerusalem. Walau diproduksi oleh barat, film tersebut cukup fair dalam menceritakan fakta sejarah.
Ada satu tokoh Antagonis dalam film tersebut yang bernama Guy De Lusignan, seorang ksatria templar dari Prancis. Guy kemudian menikahi Putri Sybillia adik dari Raja Baldwin IV penguasa Yerusalem kala itu sekaligus rival utama Salahuddin Al Ayyubi. Secara otomatis ia menjadi menantu sang raja sekaligus menjadi komandan perang.
Dalam sikap dan perangai, Guy De Lusignan sangat bertolak belakang dengan kakak iparnya Raja Baldwin IV yang terkenal bijak dan menghormati perbedaan. Kebencian Guy De Lusignan terhadap kaum muslimin begitu kentara, berkali-kali ia bersumpah akan melenyapkan pasukan Salahuddin dan kaum muslimin dari muka bumi.
Ketika Raja Baldwin IV wafat karena penyakit lepra yang di derita, Guy De Lusignan naik tahta menggantikan sang kakak ipar. Ambisi yang terpendam selama ini ia coba wujudkan, salah satunya adalah dengan melenyapkan pasukan Salahuddin Al Ayyubi.
Dengan penuh angkara murka ia kerahkan hampir seluruh pasukan yang ia punya menuju kota Hittin di daerah Tiberias, Palestina sebelah utara, untuk menantang pasukan Salahuddin. Melihat kecerobohan Guy De Lusignan, Salahuddin menyambutnya. Ia persiapkan pasukan terbaik, yang tidak pernah masbuk shalat berjamaah, tidak pernah alpa tilawah dan qiyammul lail dalam sehari dan ibadah lainnya untuk menghadapi pasukan Guy.
Pasukan Guy menderita kehausan selama perjalanan menuju Hittin lantaran jarak yang terlalu jauh, sementara Salahuddin mengerakkan pasukannya dari sungai ke sungai agar stamina para prajurit tetap prima. Atas pertolongan Allah, melalui kecerdasan dan strategi Salahuddin Al Ayyubi, pasukan muslimin berhasil melumat pasukan Guy De Lusignan dalam sekejap di medan Hittin. Inilah titik awal Salahuddin membebaskan kota Yerusalem dan kembali ke pangkuan kaum muslimin.
Melihat keputusan sepihak yang diambil oleh Presiden AS, Donald Trump atas status kota suci Yerusalem, saya menjadi teringat dengan sosok Guy De Lusignan. Betapa keputusan yang emosional dan ceroboh justru membawa keberuntungan bagi kaum muslimin.
Yang menjadi pertanyaan besar saat ini adalah. Adakah sosok pemimpin muslim semisal Salahuddin Al Ayyubi? Yang mampu membalikkan keadaan dan merebut kembali kota Yerusalem ke pangkuan muslimin, semoga saja, selagi masih ada pejuang Al-Qassam, selagi masih ada para penghafal Qur’an cilik di Gaza, selagi masih ada pemimpin muslim yang berani bersuara lantang membela Palestina, insya Allah harapan itu masih ada! []