Oleh: Fatimah Azzahra, S. Pd.
zahraluvtheearth@gmail.com
LIFE is never flat.
Begitu kata iklan camilan di TV. Dan sepertinya memang seperti itu. Hidup kita dipenuhi dengan berbagai bumbu kehidupan. Ada masalah hilir mudik datang menghampiri. Dari sejak kita lahir ke bumi sampai tak bernafas lagi.
Saat kecil masalah kita mungkin berputar di tugas sekolah, dan teman. Menginjak remaja lingkup permasalahan semakin meluas. Tak hanya di tugas dan teman, tapi juga dengan keluarga, dengan masyarakat, juga dengan lawan jenis. Semakin dewasa, menapakai jenjang pernikahan, semakin bertambah luas lagi lingkup masalahnya. Ada mertua, ipar, anak, keponakan, rumah, pemilik rumah kontrakan, dan masih banyak lagi.
Orang bilang, hidup itu fokus pada target, jangan pada masalah. Betul. Berbagai masalah yang datang akan nampak sepele, bahkan tak nampak seperti masalah kala kita fokus pada target. Kita fokus pada tujuan.
Rencana pun di break down. Aktivitas diejawantahkan dalam aktivitas harian bahkan dalam hitungan jam. Kausalitas dihitung. Sebab-sebab tercapainya target dijalankan.
Tapi, kadang kita terlalu fokus mengejar target. Aktivitas sebab yang akan merealisasikan tujuan sudah dilakukan, tapi ternyata respon diluar nalar. Ada kejadian-kejadian yang tak terpikirkan akan terjadi. Ada yang slow dan mengadaptasi rencana sesuai keadaan. Ada juga yang stress. Kita termasuk golongan yang mana?
Betul, kausalitas harus dijalankan semaksimal mungkin. Sebab tercapainya target harus dilaksanakan seoptimal mungkin. Sebagaimana yang Rasulullah saw contohkan. Betapa sang kekasih Allah ini bersungguh-sungguh dalam melaksanakan perintah Allah. Walau beliau saw sudah dijanji surga. Mendapat gelar nabi Allah, kekasih Allah.
Betapa bersungguhnya Rasul kala merealisasikan perintah Allah tuk hijrah dari Mekkah ke Madinah. Walau beliau tak takut mati, tapi strategi tetap dijalankan. Sebagaimana kisah yang sering kita dengar. Rasul bersama Abu Bakar keluar pada malam hari. Ali bin abi thalib menggantikan Rasul di kamarnya. Rasul dan Abu bakar berdiam di dalam gua Tsur selama beberapa hari sampai orang Quraisy berhenti mencari di sekitarnya. Abu Bakar pun meminta anak-anaknya, Abdurrahman dan Asma tuk mengirimkan makanan dan susu selama Rasul dan Abu Bakar berdiam di gua Tsur.
Bermujahadah, bersungguh-sungguh dalam melaksanakan aktivitas amal sholeh, mengerjakan perintah Allah. Menggapai target dan tujuan mulia, Ridho Allah.
Sayangnya, kadang kita masih lupa. Selain bersungguh-sungguh, kita juga butuh berdo’a pada Allah. Karena diri ini milik Nya, keluarga kita, pasangan kita, anak-anak kita, semua yang ada di langit dan bumi ini kepunyaan Allah swt. Sudah sepantasnya kita berdo’a pada Allah untuk semua hal yang kita lakukan, yang akan kita lakukan dan telah kita lakukan.
Sebagaimana Rasul saw pernah berdo’a kala perang Khandaq sampai ketiaknya terlihat. Betapa bersungguhnya Rasul dalam berdo’a. Saat di gua Tsur pun Rasulullah saw berdoa meminta perlindungan pada Allah swt. Karenanya Allah utus burung dan laba-laba untuk membuat sarang di depan gua Tsur, yang jadi tempat persembunyian Rasul dan Abu Bakar.
Jadi, kalau ada masalah, berusahalah dengan sungguh-sungguh untuk menyelesaikannya sebagai langkah ikhtiar maksimal kita. Namun, jangan lupa selalu barengi ikhtiar dengan do’a terbaik kita, amalan terbaik kita. Ada Allah bersama kita. Allahlah sebaik-baik penjaga.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan:
وكان بعض السلف يسأل الله في صلاته كل حوائجه حتى ملح عجينه وعلف شاته
“Dahulu para salaf meminta kepada Allah dalam shalatnya, semua kebutuhannya sampai-sampai garam untuk adonannya dan tali kekang untuk kambingnya” (Jami’ Al Ulum wal Hikam, 1/225).
Maka perbanyaklah doa kepada Allah, bahkan perkara yang kecil-kecil karena semakin menunjukkan kefaqiran kita di hadapan Allah Ta’ala.
Wallahu’alam bish shawab. []
Kirim tulisan Anda yang sekiranya sesuai dengan Islampos lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word, ukuran font 12 Times New Roman. Untuk semua tulisan berbentuk opini, harap menyertakan foto diri. Isi tulisan di luar tanggung jawab redaksi.