Oleh: Ayu Mela Yulianti, SPt.
ISLAM sangat memuliakan ilmu, orang yang mencari ilmu, memiliki ilmu dan menyampaikan ilmu. Hal ini terbukti dari serangkaian perintah dan pujian Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW terhadap ilmu, orang yang mencari ilmu, mendapatkan ilmu dan menyampaikan ilmu.
Ilmu diibaratkan sebagai cahaya, yang dapat menyinari manusia dalam kegelapan. Orang yang mencari ilmu akan dimudahkan baginya jalan menuju surga. Juga orang yang menyampaikan ilmu setelah mendapatkan ilmu, akan dinaikkan derajat kemuliaannya beberapa derajat, dari ahli ibadah sekalipun. Orang yang menyampaikan ilmu akan mendapatkan pahala sebanyak pahala orang yang mendapatkan manfaat ilmu darinya.
Sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW, Dari Ibnu Mas’ud ra, berkata Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti orang yang melakukan kebaikannya tersebut.” (HR Muslim).
Demikian hebatnya Islam menempatkan ilmu, dalam kedudukan yang sangat mulia. Tidak ada sedikitpun kerugian yang didapat dalam proses mencari ilmu, mendapatkan ilmu dan menyampaikan ilmu.
Tentu saja bukan sembarang ilmu, namun ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang dapat menuntun manusia sehingga mampu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, ilmu yang tidak hanya berdasarkan hawa nafsu manusia belaka, akan tetapi ilmu yang berasal dari tuntunan wahyu. Karena sejatinya, ilmu yang berasal dari tuntunan wahyu tidak akan pernah keliru, karena berasal dari sang pemilik ilmu, yaitu Allah SWT.
Karenanya, dengan ilmu manusia dapat membedakan mana jalan kemaksiatan, mana jalan yang lurus. Dengan ilmu manusia dapat menentukan sikap, mana yang akan diikuti, mana yang akan ditentang. Sehingganya menjadi sangatlah logis, jika Rasulullah menjanjikan kepada orang yang mencari ilmu yaitu akan dimudahkan jalan ke surga. Karena ilmu akan menuntun seseorang untuk mampu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah SWT dan akan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT.
Bayangkan, surga adalah puncak kenikmatan yang diraih oleh seorang muslim, setelah sebelumnya mendapatkan keridloan Allah SWT. Tidaklah mungkin seseorang akan bisa memasuki surgaNya, jika Allah SWT dan RasulNya tidak ridho dengan aktivitas seseorang. Karenanya begitu tinggi kedudukan ilmu, orang yang mencari ilmu, mendapatkan ilmu dan menyampaikan ilmu dalam islam.
Jadi sangatlah naif, jika Islam dan ajarannya dikatakan oleh sebagian kalangan sangat anti pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peruntukannya. Tersebab sesungguhnya Islam memerintahkan manusia untuk mencari ilmu, dan salah satu bukti hasil pencarian ilmu dalam aplikasinya dalam kehidupan, ada dalam sesuatu yang disebut sebagai teknologi. Hanya saja Islam akan mengawal penggunaan teknologi tersebut, semata-mata untuk meningkatkan kemaslahatan hidup manusia.
Karenanya pula sangatlah naif, jika kaum muslimin sampai terjebak pada tindakan-tindakan maksiat dan kegaduhan, seperti tindakan-tindakan asusila, korupsi dan lain sebagainya. Karena seharusnya ilmu yang dimilikinya haruslah mampu untuk mengerem keinginan untuk berbuat kemaksiatan.
Akan tetapi tumbuh suburnya perilaku menyimpang dari sebagian kaum muslimin dinegeri ini, artinya bukanlah hanya semata karena kaum muslimin bodoh akan ilmu, akan tetapi ada sesuatu yang lain yang membuat kaum muslimin terbutakan akan pentingnya ilmu, sehingga ilmu yang baik dan benar tidak sampai kepadanya.
Sesuatu itu tidak lain dan tidak bukan adalah sistem hidup yang saat ini diterapkan yaitu sistem hidup sekuler kapitalis, yang menghalangi manusia untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat untuk dirinya dan orang lain.
Sistem hidup sekuler kapitalis yang menegasikan hukum agama dalam mengatur kehidupan. Selalu berkepentingan untuk menjauhkan kaum muslimin dari mengenal ajaran agamanya. Sehingganya banyak kaum muslimin yang terjebak dalam permainan licik yang dibuat oleh sistem sekuler kapitalis.
Berapa banyak kaum muslimin yang terjebak dalam kasus-kasus asusila padahal mereka berpeci dan berkerudung. Berapa banyak kaum muslimin yang terjebak dalam kasus korupsi padahal mereka berpeci dan berkerudung.
Karenanya, sistem hidup yang diberlakukan pun akan menentukan seberapa besar tingkat kemaslahatan ilmu. Karena ilmu yang bermanfaat saat ini dapat disalahgunakan akibat memperturutkan hawa nafsu, karena jebakan sistem sekuler kapitalis. Maka sangatlah penting untuk mambuang sistem hidup sekuler kapitalis yang penuh tipu daya.
Wajiblah manusia hidul dengan sistem hidup yang jujur dan memberikan banyak kemaslahatan bagi kehidupan, sistem hidup itu tidak lain dan tidak bukan adalah sistem islam yang sangat memuliakan ilmu, orang yang mencari ilmu orang yang mendapatkan ilmu dan orang yang menyampaikan ilmu yang bermanfaat.
Tersebab hanya sistem Islamlah satu-satunya yang mampu menjamin tersampaikannya ilmu yang bermanfaat kepada seluruh umat manusia. Sehingga seluruh umat manusia kehidupannya akan tersinari oleh ilmu yang bermanfaat bukan hawa nafsu.
Selain itu, sangatlah penting, untuk benar-benar mencari ilmu yang bermanfaat, karena ilmu yang bermanfaat bukannya ilmu yang berasal dari hawa nafsu manusia, akan tetapi berasal dari tuntunan wahyu, yang dapat menjaga manusia dari perbuatan keji dan mungkar, ilmu yang dapat menuntun manusia pada jalan keselamatan di dunia dan di akherat. Wallahualam. []
OPINI ini adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke: redaksi@islampos.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.