SMP-SMA Ar-Rohmah Putri Pesantren Hidayatullah Malang telah menggelar pemeriksaan suhu tubuh bagi seluruh santri. Pengecekan ini untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) di lingkungan pesantren, Rabu (18/3/2020).
Bertempat di ruang kelas kelas masing-masing, pemeriksaan tersebut dilakukan oleh Tim Klinik Hidayatullah Malang.
BACA JUGA: Paranoia di Tengah Pandemi Corona
Dr. Diyah Ningrum selaku salah satu dokter menjelaskan, pengecekan suhu tubuh itu dilakukan menggunakan termometer infrared. Yaitu dengan cara mendekatkan alat tersebut kepada dahi santri.
Menurutnya, hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang lebih massif. Sebab, suhu tubuh menjadi salah satu indikasi adanya penularan virus.
Suhu tubuh normal manusia berada pada kisaran suhu 36,5-37,2 derajat celcius. Jika suhu tubuh di atas normal, tandanya tubuh tengah berjuang melawan penyakit atau infeksi yang menyerang.
Sementara itu, Wakil Kepala Asrama, Maya Taurusa mengemukakan, pihak pesantren terus mengingatkan dan mendorong seluruh santri untuk menggalakkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) setiap harinya. Baik di asrama, sekolah maupun tempat lainnya.
“Jaga dan perbarui wudhunya. Selalu cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer,” ujarnya.
Tidak kalah penting, terang Ustadzah Maya, sapaan akrabnya, agar meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah. Senantiasa bertaqarrub, memohon perlindungan dan bertawakkal kepada-Nya.
Kegiatan itu pun diapresiasi oleh para wali santri. Meski tidak dipulangkan ke rumah masing-masing, para orang tua tersebut merasa tenang putrinya tetap berada di pesantren.
BACA JUGA: 2 Pasien Pengawasan Virus Corona di Malang Meninggal Dunia
Sebab kondisi kesehatan para santri selalu dipantau sepanjang waktu. Dan secara tidak langsung pesantren menjadi tempat isolasi bagi mereka.
“Insyaallah, tempat terbaik bagi santri saat ini adalah di pondok. Selain cocok untuk meningkatkan imun juga iman. Saling mendoakan ya nak, semoga semua dijaga oleh Allah,” ujar Asrtri Anggara, salah satu wali santri kelas XII SMP dari Malang.
Senada dengan Aulya Khairunnisa, santri kelas XI SMA. Ia menuturkan bahwa pengawasan terhadap santri di pesantren lebih ditingkatkan dari biasanya. Baik soal kesehatan maupun pembatasan akses dengan dunia luar. Meski demikian, kegiatan harian yang mereka jalani berlangsung normal.
“Alhamdulillah, kami tetap ceria dan antusias menjalani aktivitas di pesantren. Keadaaan kami juga baik-baik saja,” tuturnya. []