Oleh: Juliana Fadhilah
Mahasiswi UPI Kampus Purwakarta
DEWASA ini teknologi kian marak dalam mempengaruhi kehidupan kita. Bahkan jika ada sebuah tantangan di mana untuk tidak menggunakan handphone sehari saja, kemungkinan besar kita tak akan mampu menjalaninya. Lagipula kebiasaan kita setelah bangun tidur kini telah berubah, mulanya segera mandi, sekarang update status atau sekedar mengecek timeline, begitu bukan?
Pun hal di atas tidak hanya menjadi candu bagi kalangan dewasa, namun remaja bahkan anak-anak. Adapun saat sebuah keluarga berkumpul, bukan pemandangan aneh lagi jika tak ada canda dan tawa. Hening. Semua larut dalam kesibukan dunia maya masing-masing. Apa itu istilahnya? Teknologi bisa menjauhkan yang dekat, namun mampu mendekatkan yang jauh.
Pada kasus ini ternyata perlahan-lahan dapat menghancurkan jiwa sosial seseorang. Padahal manusia ditakdirkan untuk hidup berdampingan, bukan perorangan. Selain itu, kejujuran amat diuji, mengingat banyak dari kita memalsukan identitas sampai menipu penampilan di jejaring sosial. Sehingga akan menimbulkan kejahatan-kejahatan baru lainnya.
Mari kita renungkan sejenak, teknologi hadir membawa warna baru dalam kehidupan. Kalau ada syafaatnya, berarti ada mudharatnya. Sah-sah saja kita berselancar di media sosial, gunakan berbagai vitur teknologi teranyar. Namun, sebagai makhluk dengan anugerah berupa kecerdasan akal jangan sampai hal itu membuat larut terlalu dalam pada sesuatu yang dari kaum kita ciptakan. Karena akan ada sikap lebih seperti menghamba, di mana curhat ya ke situ, minta bantuan, berdoa, hingga aib dibiarkan tercecer: kehilangan privasinya.
Gunakanlah secara bijak. Syukur-syukur setelah membaca postingan kita, ada orang yang merasa bahagia. Syukur-syukur setelah membaca postingan kita, ada keluarga yang dipertemukan kembali. Syukur-syukur setelah membaca postingan kita,
ada orang yang memilih untuk berhijrah. Pun yang terpenting jangan sampai membuat kita lalai akan perintah Allah.
Seyogyanya teknologi bukan pelaku dalam menjauhkan orang terdekat, melainkan sebagai pengguna kita telah lepas kendali. Oleh karena itu, kita harus menyalurkan emosi dengan baik. Agar mempererat tali silaturahmi, memanjangkan usia, dan memperlancar rezeki. Aamiin. []
Kalijati, 29 Januari 2018
Kirim RENUNGAN Anda lewat imel ke: islampos@gmail.com, paling banyak dua (2) halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri.