ALAM rahim adalah salah satu tahap yang harus dilalui manusia sebelum mereka lahir ke dunia. Alam rahim yang dikenal sebagai kandungan ibu, bukan hanya tempat di mana janin berkembang dan tumbuh, tetapi juga tempat di mana manusia pertama kali membuat janji setia kepada Allah SWT.
Apa saja janji manusia pada Allah ketika berada di alam rahim? Dan apa saja yang terjadi pada manusia pada waktu itu? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Apa yang Terjadi pada Manusia di Alam Rahim?
Pada tahap seorang manusia di alam rahim, sebelum dilahirkan ke dunia, Allah SWT menghembuskan ruh ke dalam tubuh manusia yang telah dibentuk di rahim. Setelah proses pembuahan, pada usia sekitar 40 hari, Allah SWT menempatkan ruh-Nya dalam jasad yang berkembang tersebut.
BACA JUGA: 6 Tanda Manusia Dicintai Jin
Seperti yang dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW yang dikutip dari buku Pertama kepada Akhir: Perjalanan Kehidupan Manusia Perspektif Islam yang disusun oleh Sudirman Anwar dkk., Rasulullah SAW bersabda,
“Dikumpulkan penciptaan seseorang di antara kalian di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah dalam masa yang sama, lalu menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus seorang malaikat kepadanya yang diperintahkan (untuk menyampaikan) empat kalimat.
Allah berfirman, ‘Tulislah amalnya, ajalnya, rezekinya, serta celaka atau bahagianya’. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya salah seorang di antara kalian ada yang beramal dengan amalan penghuni surga sehingga jarak antara dia dengan surga tinggal satu hasta, dan ini telah ditulis dalam catatannya. Kemudian (ada orang di antara kalian yang) beramal dengan amalan penghuni neraka, maka dia akan masuk neraka.
Ada pula orang di antara kalian beramal dengan amalan penghuni neraka, sehigga tidak ada jarak antara dia dengan neraka kecuali satu hasta, serta telah ditulis di dalam catatannya. Kemudian dia beramal dengan amalan penghuni surga, maka dia akan masuk surga.” (Muttafaq alaih).
Namun, yang paling luar biasa adalah pada saat itulah, manusia membuat pernyataan yang sangat penting yaitu janji setia kepada Allah SWT. Saat berada di alam rahim, setiap diri sudah menyampaikan janji setia kepada Allah SWT. Di antara janji tersebut adalah bersaksi bahwa Allah SWT adalah tuhannya yang meciptakannya. Kisah ini tercantum dalam Surah Al-A’raf ayat 172.
Dalam Surah Al-A’raf ayat 172, Allah SWT menyebutkan momen penting ini. Ketika Allah SWT mengambil janji dari setiap roh yang ada dalam alam rahim, mereka bersaksi bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Esa, Tuhan yang menciptakan mereka.
Janji setia yang diucapkan oleh roh setiap manusia di alam rahim ini adalah pengakuan yang sangat penting. Ini adalah titik awal dari setiap kehidupan manusia, sebelum mereka menjalani hidup di dunia yang penuh dengan ujian.
Bacaan Surah Al-A’raf Ayat 172: Arab, Latin, dan Artinya
Untuk memahami lebih dalam tentang janji setia manusia yang ucapkan kepada Allah SWT di alam rahim, kita perlu merujuk pada ayat yang mengungkapkan momen penting tersebut. Berikut adalah bacaan Surah Al-A’raf ayat 172 dalam bentuk Arab, Latin, dan artinya.
وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا ۛاَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ
Latinnya: Wa iż akhaża rabbuka mim banī ādama min ẓuhūrihim żurriyyatahum wa asyhadahum ‘alā anfusihim, alastu birabbikum, qālū balā – syahidnā – an taqūlū yaumal-qiyāmati innā kunnā ‘an hāżā gāfilīn(a).
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari tulang punggung anak cucu Adam, keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksiannya terhadap diri mereka sendiri (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami melakukannya) agar pada hari Kiamat kamu (tidak) mengatakan, “Sesungguhnya kami lengah terhadap hal ini,”
Apa Isi Janji Setia Manusia pada Allah Saat Berada di Alam Rahim?
Mengutip dari sumber sebelumnya, setiap manusia baik yang sudah dilahirkan maupun yang belum telah mengikatkan dirinya dalam janji setia kepada Allah SWT yang terjadi di alam rahim. Di alam ini, setiap jiwa diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menyatakan ketundukan dan keimanan yang tulus kepada-Nya.
Janji ini adalah janji ketauhidan yang sangat mendalam, di mana setiap manusia mengakui dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang menciptakan mereka, yang memberi rezeki, yang mengatur kehidupan, serta yang menentukan takdir mereka.
Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam Surah Al-A’raf ayat 172, yang menegaskan bahwa setiap roh manusia mengikrarkan janji setia dengan cara bersaksi bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka.
Meski begitu, ketika manusia lahir dan memasuki alam dunia, banyak yang lupa akan janji ini. Sebagian besar manusia kemudian terjerumus dalam kelalaian dan kekafiran, meskipun pada hakikatnya fitrah manusia yang paling mendalam adalah agama yaitu keinginan untuk selalu terhubung dengan Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Kuasa.
BACA JUGA: Ilmu Yakin: Murah tapi Sangat Berharga bagi Manusia
Menurut buku Kisah-Kisah dalam Al-Qur’an yang ditulis oleh Syaikh Hamid Ahmad Ath-Thahir Al-Basyuni dan diterjemahkan oleh Muhyiddin Mas Rida dkk., Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan disahihkan oleh Al-Albani bersabda,
“Sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari keturunan anak-anak Adam di Nu’man pada hari Arafah, lalu Allah mengeluarkan dari tulang sulbinya setiap keturunan yang diciptakannya, kemudian Allah menyebarkan di hadapan-Nya, dan mengajak mereka berbicara, “Tidakkah Aku ini Tuhanmu?”
Hadits ini menunjukkan bahwa janji ketauhidan adalah perjanjian yang diambil oleh Allah SWT dari setiap keturunan manusia. Mereka berjanji untuk beriman kepada-Nya dan mengakui keesaan-Nya yang merupakan pokok-pokok ajaran dalam agama Islam, seperti sifat Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Wahdaniyyah Allah SWT.
Dengan memahami janji setia ini, kita bisa lebih menghargai dan menjaga hubungan kita dengan Allah SWT, meski sering kali kita lupa dan terjebak dalam kehidupan duniawi. Janji ini adalah peringatan bagi kita agar selalu kembali kepada fitrah kita sebagai makhluk yang diciptakan untuk beribadah dan bertauhid kepada-Nya. []
SUMBER: DETIK