APA itu ikoy-ikoyan kepada Rabb Semesta Alam?
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS al-Baqarah : 186)
Ikoy-Ikoyan adalah istilah yang ramai diperbincangkan oleh pengguna media sosial atau netizen. Ikoy-ikoyan secara sederhana merupakan istilah berbagi yang dilakukan oleh Youtuber Arief Muhammad, ditujukan kepada sejumlah followers di Instagram secara acak.
Followernya umumnya tinggal menulis apa yang dibutuhkan di postingannya. Kemudian jika terbaca atau beruntung oleh tersebut, maka ia akan dikirimkan barang tersebut uang untuk mendapatkan barang tersebut.
Kata Ikoy sendiri diambil dari nama asistennya bernama Muhammad Rifqi Fadhilah. Setiap kali memberikan uang atau giveaway, Arief mengatakan kepada asistennya tersebut, “Ikoy tolong transfer.” Hal tersebut pun kemudian diikuti oleh beberapa artis, influencer dan selebgram lain seperti Putra Siregar. Putra Siregar sendiri menggunakan istilah hoki-hoki.
Biasanya Ikoy-ikoyan dilengkapi dengan syarat harus mem-follow akun-akun terentu seperti akun bisnis, mitra ataupun sponsor dari penyelenggara giveaway tersebut.
Fenomena Ikoy-ikoyan kemudian mengundang pro kontra. Ada selebriti yang kontra karena ditodong followernya untuk melakukan hal yang sama. Ada yang menilai Ikoy-ikoyan ialah tren berbagi-bagi rezeki, yang baik apalagi di saat pandemi. Namun, ada juga menganggap negatif. Salah satunya dapat menumbuhkan mental pengemis. Dikit-dikit minta sama manusia dan seterusnya.
BACA JUGA: 3 Cara Allah Mengabulkan Doa
Sebagaimana dijelaskan Buya Yahya, bahwa fenomena berbagi Ikoy-ikoyan pada dasarnya sangat baik, tidak tergolong undian yang haram, jika tidak merugikan pengikut-pengikutnya. Namun, yang perlu menjadikan perhatian setiap mukmin ialah keselamatan di akhirat terkait permintaannya itu.
Bagi setiap orang beriman, jika meminta tentu yang pertama dan yang utama kepada Allah Swt. Jika menilik para sahabat Rasululloh saw, mereka selalu melibatkan Allah dalam setiap kehidupannya. Jangankan perkara yang penting, Perkara yang sepele pun, mereka selalu meminta solusi kepada Allah, hatta atas tali sandal mereka yang putus.
Do’a merupakan senjata seorang mukmin. Sebagaimana Firman Allah dalam awal tulisan ini. Secara harfiah, doa berarti memohon. Doa diambil dari akar kata yang sama dengan dakwah, sehingga doa dapat pula berarti mengajak atau mengundang agar datang.
Doa berarti permohonan, mekanismenya melakukan permohonan langsung kepada Allah agar diberikan kebaikan, keberkahan, kemudahan, kesehatan, jalan keluar dari kesulitan dan lain-lain.
Do’a yang baik dan benar, maka pemohonnya akan memiliki kekuatan serta daya ubah yang sangat luar biasa. Bahkan dalam sabda Nabi bisa merubah takdir. Rasulullah Saw bersabda,“Tidak ada yang mampu mengubah takdir selain berdoa dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali kebaikan.”
Setiap doa yang baik juga akan senantiasa dikabulkan. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah yang artinya, “Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa kepada Allah, yang mana doanya tidak diarahkan kepada kemaksiatan atau perbuatan dosa dan memutus tali keluarga, kecuali Allah akan mengabulkannya.” (HR. Ahmad).
Para ulama menjelaskan bahwa pengabulan Allah terhadap doa seorang hamba terbagi menjadi tiga bentuk; pertama, Doa seorang hamba akan langsung dikabulkan oleh Allah. Kedua, Doa akan ditunda oleh Allah, yang kemudian akan Allah kabulkan di lain waktu, atau nanti di Akhirat. Ketiga, Doa akan diganti oleh Allah dengan hal lain yang menurut Allah lebih baik, sebagai contoh terhindar dari bencana. Hal ini dikarenakan sesuatu yang menurut manusia baik belum tentu baik bagi Allah.
Oleh karena itu, alangkah indah jika sebelum ‘ikoy-ikoyan’ dengan manusia. Utamakan ‘ikoy-ikoyan’ dengan Rabb semesta Alam. Yakni berdoa pada-Nya.
Dalam ajaran Islam, ada beberapa kriteria suatu doa yang dipanjatkan bisa mustajabah, diantaranya,
Pertama, berdoa dengan memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi. Rasulullah mendengar seorang lelaki berdo’a, maka dia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi, maka Rasulullah bersabda, “Berdoalah maka (doamu) akan dikabulkan, dan mintalah niscaya kamu akan diberi.” (HR. Tirmidzi)
Kedua, Mengawali doa dengan bertaubat kepada Allah dan menyesali segala kesalahan-kesalahan, karena bertumpuknya dosa dan maksiat akan menghalangi terkabulnya doa. Para ulama berkata, “Janganlah kamu mengatakan, ‘Kenapa doa saya belum dikabulkan?’, sementara kamu telah menutupi jalan-jalannya dengan maksiat.”
BACA JUGA: Doa agar Terhindari dari Hawa Nafsu yang Buruk
Ketiga, berdoa dengan khusyuk dan tidak lalai. Rasulullah bersabda, “Berdoalah kamu kepada Allah dalam keadaan kamu yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah sesungguhnya Allah Taala tidak akan menerima doa dari hati yang lalai lagi tidak khusyuk.“(HR. Tirmidzi). Ibnu al-Qayyim berkata, “Maka ini adalah obat yang bermanfaat untuk menghilangkan penyakit, akan tetapi kelalaian hati bisa menghilangkan kekuatan doa.”
Keempat, Berdoa dalam keadaan merendah diri dan merasa hina di hadapan Allah, sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya, “Kadang orang yang kusut rambutnya lagi terusir dari pintu-pintu (manusia), andaikata dia bersumpah atas nama Allah (berdoa) niscaya Allah akan mengabulkannya.” (HR. Muslim)
Kelima, Berdoa dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah dan tidak tergesa-gesa untuk dikabulkan. Rasulullah bersabda yang artinya, “Senantiasa akan dikabulkan (doa) salah seorang antara kalian selama ia tidak tergesa-gesa. Dia berkata, `Saya telah berdoa namun tidak dikabulkan untukku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keenam, menjauhkan diri dari yang haram. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “… kemudian beliau menyebutkan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, dia berambut kusut penuh dengan debu, dia menadahkan tangannya ke langit dan berkata, ‘Wahai Tuhan, wahai Tuhan,’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaannya?” Wahab bin Munabbih berkata, “Barangsiapa yang ingin dikabulkan oleh Allah Ta’ala doanya, maka hendaknya dia makan dari makanan yang halal.”
Ketujuh, Berdoa di waktu-waktu mustajabah. Diantaranya, hari ‘arafah, ketika sujud, saat musafir, antara azan dan iqamah. Begitu pula Setiap sepertiga malam terakhir, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang mutawatir, Rasulullah bersabda, “Rabb kita Tabaraka wa Ta’ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, `Siapa yang berdoa kepada-Ku maka akan Aku kabulkan, Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya akan Aku beri dan siapa yang mohon ampun kepada-Ku niscaya akan Aku ampuni.”
BACA JUGA: Optimis dengan Tawakkal
Selain itu, ada juga saat pada hari Jum’at. Rasulullah bersabda, “Padanya (hari Jum’at) ada suatu saat yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri menegakkan shalat dia berdoa kepada Allah Ta’ala meminta sesuatu kecuali Allah akan memberikannya padanya. Nabi mengisyaratkan (waktu tersebut) dengan tangannya yang menunjukkan waktunya sedikit.” Pendapat yang paling kuat mengatakan bahwa waktunya adalah antara shalat Ashar hingga terbenamnya matahari.
Penutup
Doa adalah senjata orang beriman. Orang beriman pasti lebih sering ikut ikoy-ikoyan kepada Allah. Bahkan saat sandal mereka putus, mereka minta sama Rabb semesta alam. Karena mereka yakin pasti dikabulkan.
Wallahu’alam. []