MUNGKIN bagi yang pernah membaca novel atau menonton film 99 Cahaya di Langit Eropa, tidak asing dengan sebutan kaligrafi Kufi. Bagaimana tidak, dalam cerita itu disebutkan bahwa di dalam lukisan hijab Bunda Maria terdapat lapadz tauhid Laa Ilaaha Ilallah dari kaligrafi Kufi.
Meskipun masih terjadi kontroversi, salah satu tokoh dalam cerita itu menyebutkan itu menandakan pengaruh islam masa lukisan itu dibuat sangatlah pesat. Lalu apa kaligrafi kufi itu?
BACA JUGA:Â Kufiya, Penutup Kepala Khas Arab
Sejak awal abad ke-14 kaligrafi telah menjadi medium yang paling penting dalam kesenian Arab dan budaya Islam. Kaligrafi sendiri berkembang dari gaya penulisan Arab dalam dua keluarga besar, kursif dan kufi. Gaya kufi adalah penulisan yang kering, sedang kursif bergaya campuran. Keduanya sudah ada jauh sebelum Islam.
Baru setelah Islam, di bawah Umayah dan Abbasiyah, penulisan ini bermuatan religius dan berfungsi dakwah. Abu Ali Muhammad Ibnu Muqlah (wafat 940) menjadi kaligrafer di Baghdad pada abad awal. Abu Ali kemudian mengembangkan penulisan pertama dengan aturan proporsional yang ketat dan standar.
Kota Kufah berdiri di Irak di tahun 641 M. Kota ini tumbuh pesat dari kamp tentara jadi kota pemukiman dengan kegiatan kebudayaan yang vital. Salah satu kesenian yang berkembang adalah penulisan Arab dalam gaya yang lebih indah dan elegan yang dikenal sebagai Kufi.
Kufi mengombinasikan persegi empat dan garis angular di satu sisi dan bentuk lingkaran tebal dan padat. Goresan vertikalnya pendek sementara goresan horisontalnya cenderung panjang dan lebar. Kufi mencapai kesempurnaanya di pertengahan kedua abad ke-8 dan mendorong upaya awal pengembangan kaligrafi Arab.
Kufi awal berupa tulisan Arab standar yang biasa dijumpai dalam buku Al Quran atau teks resmi berbahasa Arab. Pada perkembangannya muncul Kufi Timur. Gaya ini bercirikan pada kecenderungan untuk membentuk belah ketupat, menekankan aspek geometris, dan lebih rigit. Gaya ini umumnya untuk buku kaligrafi daripada arsitektural, tapi sangat populer pada keramik.
BACA JUGA:Â Inilah Mushaf Alquran Tertua yang Ditemukan di Universitas Jerman
Kufi Berdaun memanfaatkan goresan tebal dengan ujung-ujung berbentuk kerucut kecil seperti ornamen daun-daunan. Ornamen ini ditambahkan pada lingkaran goresan. Gaya ini menjadi gaya paling populer pada inskripsi arsitektural sejak abad ke-10.
Kufi Terjalin mirip dengan kufi berdaun, tapi dengan garis-garis vertikal yang ditarik tinggi dan saling dikawinkan pada dua garis berdekatan oleh sebuah pola bunga. Gaya ini berkembang di abad 11 dan banyak memodifikasi bentuk ornamen. Komposisi kaligrafi kemudian menjadi lebih kompleks.
Kufi Persegi adalah gaya kufi yang sederhana, hanya mengobah kufi standar ke dalam bentuk persegi-segi, sehingga terkesan kaku dan tegas. Gaya yang berkembang di abad 13 dan 14 ini bertentangan dengan tren yang sedang berkembang kala itu yang lebih kompleks. Gaya ini paling sering dipakai dalam arsitektur. []