KETINDIHAN saat tidur, atau dikenal sebagai sleep paralysis (lumpuh tidur), terjadi ketika seseorang sadar tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara saat tertidur atau baru bangun. Kondisi ini bisa disertai halusinasi, seperti merasa ada sosok menakutkan atau tekanan di dada. Dalam bahasa Sunda, hal ini disebut “Kena Eureup Eureup”.
Penyebab Ketindihan saat Tidur
1- Gangguan Siklus Tidur
Terjadi saat tubuh terbangun dari tidur REM (Rapid Eye Movement), tetapi otak belum sepenuhnya memberi sinyal untuk menggerakkan otot.
REM adalah fase tidur di mana mimpi terjadi dan otot tubuh dalam kondisi lumpuh sementara untuk mencegah kita bergerak mengikuti mimpi.
BACA JUGA:Â Â 5 Dampak Buruk Tidur di Dekat HP, dari Paparan Radiasi hingga Risiko Kebakaran
2- Kurang Tidur atau Pola Tidur Tidak Teratur
Begadang atau tidur dalam waktu yang tidak konsisten meningkatkan risiko mengalami sleep paralysis.
3- Stres dan Kecemasan
Kondisi psikologis yang tegang dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan ketindihan lebih sering terjadi.
4- Posisi Tidur Terlentang
Tidur telentang meningkatkan kemungkinan mengalami sleep paralysis karena memengaruhi pernapasan dan relaksasi otot.
5- Gangguan Tidur seperti Narkolepsi
Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang menyebabkan kantuk berlebihan di siang hari dan bisa memicu sleep paralysis.
6- Konsumsi Kafein atau Obat-obatan Tertentu
Kafein atau obat-obatan yang memengaruhi sistem saraf bisa mengganggu pola tidur dan meningkatkan risiko ketindihan.
BACA JUGA:Â 7 Penyebab Tidur Tidak Teratur, Kenapa Ya?
7- Kurang Aktivitas Fisik
Jarang berolahraga atau gaya hidup tidak aktif dapat berdampak pada kualitas tidur yang buruk.
Cara Mencegah Ketindihan saat Tidur
Pastikan tidur cukup (7-9 jam per malam).
Buat jadwal tidur yang konsisten.
Kurangi stres dengan meditasi atau teknik relaksasi.
Hindari tidur telentang jika sering mengalami sleep paralysis.
Batasi konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur.
Rutin berolahraga tetapi hindari aktivitas berat sebelum tidur.
Sleep paralysis sendiri bukanlah kondisi berbahaya, tetapi bisa terasa menakutkan. Jika sering terjadi dan mengganggu kualitas tidur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau ahli tidur. []