DALAM kehidupan sehri-hari setiap insan mengalami peristiwa yang berbed-beda. Terkadang peristiwa itu menimbulkan rasa bahagia, sedih, resah, dan marah. Rasa ini sering kali kita kaitkan dengan Hati atau qolbu.
Apa itu hati? Dalam bahasa Arab, hati adalah qolbu. Qolbu memiliki dua makna. Pertama, inti dan kemulian sesuatu. Manusia dikatakan memiliki qolbu karena di dalam diri manusia ada sesuatu yang paling initi dan mulia.
Kedua, sesuatu yang bolak-balik dari satu arah ke arah yang lain. Tidak dinamakan qolbu kecuali karena ia sering bolak-balik (taqallub).
BACA JUGA: Berhati-hatilah dalam Mencari Teman
Kata qolbu banyak disebut didalam Al-Qur’an dan hadis. Namun apakah yang dimaksud qolbu itu adalah qolbu yang ada di dada (jantung) atau akal di otak ?. Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini.
Dr. Muhammad Musa Al-Shareef berpendapat, yang disebut qolbu dalam Al-Qur’an dan hadis bukan jantung yang di dada, bukan pula akal yang di dalam otak.
Qolbu ini adalah unsur yang tidak terindra, bersifat spiritual dan memiliki hubungan yang erat antara jantung, otak, sistem indra dan sistem syaraf manusia. Sekalipun hubungannya sangat erat, namun bentuknya belum diketahui pasti.
Pendapat ini merupakan jalan tengah antara apa yang tertera di dalam ayat dan hadis. Untuk mengetahui hal ini mari kita lihat ayat dan hadis tersebut.
1.Ayat dan hadis yang menunjukan bahwa hati terletak di jantgung :
a. Diriwayatkan dari Anas ibn Malik bahwa saat masih kanak-kanak, Rasulullah pernah didatangi Jibril. Saat itu beliau tengah bermain dengan teman-temannya. Kemudian Jibril menarik Rasulullah, menelentangkannya, lalu membelah dadanya.
Setelah itu Jibril mengambil hati beliau. Dari dalam hati tersebut, Jibril mengeluarkan ‘alqalah (sesuatu yang menempel atau berhubungan). Jibril lantas berkata ,“ ini adalah unsur setan yang ada di dalam dirimu,”.
Kemudian Jibril mencuci hati dalam bejana emas dengan air zamzam. Ia kembali mengembalikan hati itu ke tempatnya semula.”Aku pernah melihat bekas jahitan di dada beliau. Ucapan anas ini menunjukan bahwa yang dimaksud dengan hati itu adalah jantung,
b. Allah berfirman, Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada.
Firman Allah, yang ada di dalam dada, menjadi penegas bahwa makna hati yang dimaksud ayat ini bukan majazi tetapi jantung.
c. Rasulullah bersabda, “ Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging. Bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh. Namun bila ia buruk maka buruklah seluruh tubuh. Ingatlah, segumpal daging itu adalah hati!
Sabda Nabi “segumpal daging” menegaskan bahwa hati yang dimaksud adalah qolbu yang terindra bukan qolbu dalam pengertian majazi Sementara Rasulullah tidak mungkin bicara atas dasar hawa nafsu. Apa yang disampaikannya adalah wahyu dari tuhan.
Ibn Hajar berkata,” Hadis ini menjadi dalil bahwa akal ada di dalam jantung.
Allah berfirman, Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami?
BACA JUGA: Istighfar, Obat Hati yang Berkarat
Allah tidak mengatakan, mempunyai akal yang dengan itu mereka dapat memahami. Padahal kata “akal” lebih tepat digunakan dalam konteks ayat tersebut.
Isyarat Rasulullah yang menunjuk ke dada ketika beliau menjelaskan di mana letak takwa. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah bersabda”… dan janganlah kalian saling mendengki! Takwa itu ada di sini ( beliau menunjukan ke dadanya tiga kali.
Itulah dalil-dalil yang menunjukan bahwa yang dimaksud dengan hati adalah jantung dan jantung itu memiliki hubungan yang tidak terlihat dengan kehendak dan perbuatan manusia. []
Sumber: Ibadah Hati/Dr. Abdurahman Muhammad/Zaman