SHARENTING adalah gabungan dari kata “share” (berbagi) dan “parenting” (pengasuhan), yang mengacu pada kebiasaan orang tua membagikan informasi, foto, atau video tentang anak-anak mereka di media sosial atau platform digital lainnya.
Dampak Positif Sharenting
1- Dokumentasi Kenangan – Orang tua bisa menyimpan dan membagikan momen berharga anak-anak mereka.
2- Inspirasi dan Edukasi – Bisa menjadi sumber informasi bagi orang tua lain mengenai pengasuhan anak.
3- Mendapat Dukungan Sosial – Orang tua bisa mendapatkan dukungan dan nasihat dari komunitas online.
BACA JUGA: Seberapa Bahayakah Penyakit Ain Itu?
Dampak Negatif Sharenting
1- Risiko Privasi Anak – Informasi yang dibagikan bisa disalahgunakan, seperti pencurian identitas atau eksploitasi.
2- Jejak Digital yang Permanen – Anak-anak tumbuh dengan jejak digital yang mungkin memengaruhi mereka di masa depan.
3- Tanpa Persetujuan Anak – Anak-anak tidak selalu diberi pilihan untuk setuju atau tidak terhadap foto/video mereka yang dibagikan.
4- Bisa saja terkena penyakit ‘ain. Apa itu ‘ain?
Penyakit ‘Ain adalah kondisi yang diyakini dalam Islam sebagai suatu gangguan atau bahaya yang timbul akibat pandangan mata seseorang yang disertai dengan rasa iri, takjub, atau hasad (dengki). Penyakit ini disebut dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ dan dipercaya dapat menyebabkan berbagai dampak negatif, seperti kelemahan fisik, sakit, kehilangan rezeki, bahkan musibah lainnya.
Dalil tentang Penyakit ‘Ain
Hadis Nabi ﷺ: “Pandangan mata (yang dengki) itu adalah benar adanya. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, maka ‘Ain-lah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim no. 2188)
Hadis lain: “Kebanyakan orang yang mati di umatku setelah takdir Allah adalah karena ‘Ain.” (HR. Al-Bazzar dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Bagaimana Penyakit ‘Ain Bekerja?
Penyakit ini terjadi ketika seseorang melihat sesuatu (terutama manusia atau harta) dengan pandangan takjub, iri, atau dengki tanpa mengucapkan doa atau dzikir yang dianjurkan. Pandangan tersebut bisa berasal dari orang lain atau bahkan dari diri sendiri (Ain dari diri sendiri disebut ‘Ain nafsiyah’).
Ciri-Ciri Penyakit ‘Ain
1- Sakit tiba-tiba tanpa sebab medis yang jelas
2- Merasa lemas dan tidak bersemangat tanpa alasan
3- Gangguan emosional seperti mudah marah, gelisah, atau cemas tanpa sebab
4- Sering mengalami kegagalan dalam usaha atau pekerjaan yang seharusnya sukses
5- Rasa berat di kepala atau bagian tubuh tertentu
6- Mengalami mimpi buruk atau sulit tidur
Cara Menghindari Penyakit ‘Ain
Selalu Mengingat Allah
Membaca doa perlindungan seperti ta’awwudz:
“A’udzu bikalimatillahit-tammati min kulli syaithanin wa hammah wa min kulli ‘ainin lammah.”
Membaca ayat kursi, Al-Falaq, dan An-Nas secara rutin.
Mengucapkan “Masya Allah”
Jika melihat sesuatu yang mengagumkan, baik pada diri sendiri maupun orang lain, disunnahkan untuk mengucapkan Masya Allah, laa quwwata illa billah agar tidak menimbulkan ‘Ain.
BACA JUGA: Doa Perlindungan dari Penyakit Ain
Melakukan Ruqyah Syariyah
Jika seseorang terkena penyakit ‘Ain, salah satu cara mengobatinya adalah dengan ruqyah, yaitu membaca ayat-ayat Al-Qur’an tertentu seperti Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas serta doa-doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ.
Kesimpulan
Penyakit ‘Ain adalah sesuatu yang nyata dalam ajaran Islam, tetapi bukan berarti harus berlebihan dalam ketakutan. Cara terbaik untuk melindungi diri adalah dengan berdoa, berdzikir, dan tidak lupa mengembalikan segala sesuatu kepada Allah dengan mengucapkan Masya Allah ketika melihat sesuatu yang menakjubkan.
Semoga Allah melindungi kita semua dari penyakit ‘Ain. []